Tak Punya Uang Untuk Gaji Dokter dan Perawat, Taliban Terancam Bawa Afghanistan Menuju Bencana Kesehatan

21 November 2021, 08:49 WIB
Afghanistan terancam mengalami bencana kesehatan karena Taliban tak mampu membayar gaji dokter dan perawat. /Reuters

 

PR BEKASI – Kepemimpinan Taliban yang saat ini menguasai Afghanistan terancam membawa negara tersebut menuju bencana kesehatan.

Pasalnya, Taliban dilaporkan tidak memiliki cukup uang untuk membayar gaji dokter dan perawat bagi masyarakat Afghanistan.

Ancaman bencana Kesehatan tersebut terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran akan terjadinya krisis kelaparan di Afghanistan.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) diketahui telah mengeluarkan peringatan terhadap Afghanistan bahwa negara tersebut kini sedang berada di ambang bencana kesehatan.

Baca Juga: Media Inggris Rilis Daftar Negara dengan Bahaya Serangan Teroris Tertinggi di Dunia, Afghanistan Memimpin

Ekonomi Afghanistan diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 40 persen sejak Taliban mengambil alih kendali negara tersebut pada Agustus 2021 lalu.

"Masalah utama adalah kurangnya uang tunai untuk membayar gaji untuk memberikan layanan sosial yang telah ada sebelumnya, kata Presiden ICRC, Peter Maurer,” dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Minggu, 21 November 2021.

"Jangan lupa bahwa sebagian besar dokter, perawat, operator sistem air dan sistem kelistrikan ini masih orang yang sama. Kepemimpinanlah yang berubah, tetapi bukan orang-orang ini," tambahnya.

Diketahui, Taliban baru-baru ini telah melarang segala bentuk transaksi menggunakan mata uang asing di Afghanistan.

Baca Juga: Taliban Sebut ISIS di Afghanistan Bukan Ancaman Besar, Kini Sudah di Bawah Kendali Mereka

Kebijakan tersebut telah mendesak Kongres AS untuk meringankan sanksi dan melepaskan aset luar negeri Afghanistan agar Taliban dapat membayar pegawai sektor publik untuk mencegah terjadinya bencana kesehatan.

Organisasi bantuan internasional tidak dapat mentransfer pembayaran ke rekening di Afghanistan karena saat ini mata uang internasional tidak dapat diubah menjadi mata uang lokal oleh jaringan bank.

Maurer mengatakan Afghanistan bisa tergelincir ke dalam krisis kelaparan jika kekeringan berdampak pada produksi pangan dan jika gangguan ekonomi terus berlanjut.

“Gangguan ekonomi yang berlanjut dan kekeringan yang melanda Afghanistan hanya akan menambah situasi negara itu menjadi lebih buruk,” katanya.

Baca Juga: Buntut Kabur dari Taliban, Perempuan Afghanistan Melahirkan di Penampungan Inggris tanpa Bantuan Bidan

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ribuan fasilitas kesehatan yang berada di seluruh Afghanistan telah kehabisan obat-obatan esensial sejak akhir September 2021 lalu.

Tak hanya itu, Afghanistan juga telah menghadapi lonjakan berbagai jenis penyakit seperti campak dan diare.

Diketahui, selama ini Afghanistan menopang sistem perawatan kesehatan mereka dengan menggunakan dana bantuan dari Bank Dunia dan organisasi bantuan internasional lainnya.

Akan tetapi, setelah Taliban menguasai Afghanistan, mereka malah membekukan bantuan kesehatan senilai 600 juta dolar AS atau senilai Rp8.5 triliun.

Oleh karena itu, perlu ada beberapa solusi untuk mentransfer uang bantuan ke Afghanistan untuk dapat membayar gaji dokter dan perawat agar kesehatan warga Afghanistan kembali seperti semula.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler