Kawanan Tikus Invasi Jalanan Jepang yang Sepi karena Corona, Bisa Terjadi di Negara Lain

29 April 2020, 13:39 WIB
SUASANA di area hiburan Kabukicho, Tokyo, saat orang-orang tetap di rumah untuk perangi pandemi virus corona.* /CHARLY TRIBALLEAU/AFP/

PIKIRAN RAKYAT - Para ahli lingkungan mengatakan, ada kemungkinan tikus akan memperluas area pencarian makanan hingga ke jalan-jalan yang sepi di Jepang saat masa karantina terkait pandemi virus corona.

Hal tersebut didasari fakta saat ini seluruh restoran dan orang-orang tetap di rumah.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia, dilaprokan bahwa di distrik Kabukicho, pusat hiburan malam di Tokyo, banyak bar dan tempat hiburan tutup.

Keadaan itu membuat tikus-tikus berkeliaran ke jalanan yang kosong pada suatu malam. Kejadian serupa sempat ditayangkan di oleh media Jepang, Senin 27 April 2020.

Baca Juga: Putus Asa Tunggu Bantuan saat Lockdown, Perempuan Asal Thailand Tenggak Racun Tikus

Dalam tayangan itu, terlihat puluhan tikus berlarian di jalanan sepi, di antara gedung-gedung dan tong sampah di Barat Daya Kitakyushu.

Merespons informasi tersebut, Tsutomu Tanikawa, pejabat Asosiasi Pemusnahan Tikus Jepang mengatakan, kondisi itu wajar karena saat ini restoran tutup dan sampah yang biasa dimakan tikus habis.

"Jumlah orang semakin sedikit dan ketika tikus lapar, mereka menjadi kurang waspada terhadap manusia," kata Tsutomu Tanikawa.

Dia mengatakan, hal itu tak hanya terjadi di Jepang tetapi bisa terjadi di seluruh dunia.

Baca Juga: Kisah Penggali Kubur Jenazah Pasien Virus Corona yang Harus Siaga 24 Jam

Jepang tidak memberlakukan karantina seperti yang dilakukan beberapa negara. Namun, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memberlakukan keadaan darurat di tujuh prefektur termasuk Tokyo pada 7 April 2020.

Dengan begitu, dia memberi wewenang kepada gubernur setempat untuk menutup sejumlah aktivitas usaha dan memaksa orang-orang tinggal di rumah.

Sementara itu, pejabat kesehatan Kitakyushu, Takao Koezuka mengatakan, sejauh ini tidak ada peningkatan keluhan tentang tikus yang berkeliaran di jalanan.

"Kita perlu melihat ini lebih dalam untuk memahami situasi," kata dia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat sempat menyebut, tidak ada bukti bahwa tikus dapat menurlarkan virus corona meski tikus dikenal dapat membawa penyakit.

Baca Juga: Tindak Lanjut dari Penelitian Pertama, Ilmuwan Uji Coba Nikotin untuk Obati Virus Corona

Kekhawatiran mengenai serangan tikus di Jepang sempat menarik perhatian menjelang penutupan pasar Tsukiji di Tokyo pada Oktober 2018.

Pasar itu dikenal sebagai pasar ikan tertua di dunia dan merupakan objek wisata utama.

Penutupannya memicu prediksi bahwa gerombolan tikus akan berpindah, termasuk ke daerah perbelanjaan kelas atas di Ginza.

Untuk itu, sebagai tanggapan, pedagang serta pihak berwenang melakukan operasi pemusnahan besar terhadap tikus yang menurut para pejabat Jepang menuai kesuksesan.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler