Masuki Fase New Normal, Pakar Medis Hong Kong Harus Tetap Waspada Terhadap Virus Corona

19 Mei 2020, 05:00 WIB
ILUSTRASI aktivitas warga Hong Kong yang beraktivitas.* /SCMP/

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Hong Kong masih menerapkan aturan ketat jaga jarak sosial atau social distancing di tengah fase new normal.

Dan juga membatasi pertemuan publik dengan maksimal delapan orang selama dua pekan ke depan mengingat klaster infeksi lokal baru dari sumber yang tidak diketahui.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs SCMP, pada Senin, 18 Mei 2020, kendati demikian, pihak otoritas mungkin akan melonggarkan beberapa aturan seperti pertemuan besar kegiatan keagamaan, dengan melarang mereka makan ataupun minum selama acara berlangsung.

Pemerintah Hong Kong sebelumnya juga memberikan pengecualian soal pemakaman dan mengizinkan hingga 50 orang untuk bisa menghadiri pernikahan.

Baca Juga: Suporter Dilarang Menonton di Stadion, Klub Korea Selatan Jadikan Boneka Seks Sebagai Penggantinya 

Kegiatan publik lain juga bisa dilakukan selama tindakan pencegahan dilakukan dan diamati. Tempat karaoke juga bisa dibuka kembali selama orang-orang menggunakan masker saat bernyanyi dan mikrofon selalu didisinfektan setelah digunakan.

8 tipe bisnis lainnya seperti bioskop, gym, tempat bermain Mahyong, dan klinik kecantikan bahkan sudah dibuka sejak 8 Mei lalu dengan berbagai kondisi ketat.

Profesor Sophia Chan Siu Chee memperingatkan warga Hong Kong bahwa mereka mungkin harus terbiasa hidup 'berdampingan' dengan virus corona.

"Sebagai seorang pakar, saya memperkirakan virus corona tidak akan hilang begitu saja dan masih menjadi endemi. Hong Kong harus mempertimbangkan ulang bagaimana caranya melakukan new normal," ujar Chan dalam acara program di salah satu radio.

Baca Juga: Viral Video Diduga UFO Mendarat di Puncak Gunung Mount Hood AS 

Sejauh ini, dalam 23 hari terakhir, Hong Kong memang tidak memiliki catatan penularan lokal sampai pekan lalu, sepasang suami-istri dan satu dari cucu perempuan mereka positif terjangkit virus corona.

Kejadian itu kemudian memicu tes virus corona massal di tengah-tengah masyarakat. Sekolah di Hong Kong juga akan tetap berlangsung dalam fase new normal dua pekan ke depan seperti yang sudah mereka jadwalkan.

Sekolah dijadwalkan untuk memulai kelas olahraga pada Rabu pekan depan yang akan dimulai oleh murid-murid senior SMP diikuti oleh murid junior SMP dan murid-murid sekolah dasar pada 8 Juni mendatang.

Chan juga mengatakan kalau Hong Kong harus memikirkan ulang strategi melawan penyakit virus corona termasuk meningkatkan kapasitas pengujian harian, saat ini telah dilakukan 4.000 tes per hari, bisa ditingkatkan menjadi 5.000 per hari.

Baca Juga: Lurah dan Petugas PSBB Bekasi 'Blusukan' Bubarkan Massa dan Sita Ratusan Miras di Kranji 

Hal itu guna mendeteksi kasus-kasus di tengah masyarakat. Pihak otoritas sendiri menurut Chan harus menargetkan grup-grup yang memiliki kerentanan tinggi termasuk petugas bandara dan pekerja di rumah atau panti jompo dengan sedikit atau bahkan nol gejala pernapasan.

Sejauh ini, pemerintah Hong Kong telah menyetujui dana sebesar 220 juta dolar Hong Kong atau setara dengan Rp 422 miliar untuk dua universitas lokal dalam meningkatkan tes uji laboratoriumnya.

Kementerian untuk urusan pangan dan kesehatan juga meminta warga Hong Kong untuk toleran dengan tindakan pemerintah yang kadang menekan dan kadang mencabut larangan, di mana jaga jarak sosial terkadang berulang kali dilonggarkan dan diketatkan kembali untuk bisa menghadapi perubahan-perubahan tingkat risiko.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: SCMP

Tags

Terkini

Terpopuler