Relawan AS Alami Demam, Mual, dan Pingsan Setelah Ikut Uji Coba Vaksin Virus Corona Moderna

30 Mei 2020, 08:00 WIB
ILUSTRASI injeksi vaksin virus corona.* /Daily Mail/

PIKIRAN RAKYAT - Seorang relawan Amerika Serikat mengalami demam tinggi, mual, lalu pingsan, usai mengikuti uji coba vaksin Covid-19.

Meski malah menjadi sakit, dia mengaku masih "sangat optimis" tentang potensi vaksin virus corona tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs Daily Mail, pada Jumat, 29 Mei 2020, Ian Haydon, (29), merupakan satu dari empat relawan yang bereaksi buruk terhadap vaksin virus corona buatan Moderna.

Baca Juga: Ridwan Kamil Umumkan 2 Zona di Jabar, Bekasi dan 10 Daerah Lainnya Lanjut PSBB Parsial 

Pria yang berprofesi sebagai manajer di Seattle itu mengatakan kepada STAT News, ia mulai menggigil beberapa jam setelah pulang dari uji coba dosis keduanya.

Saat bangun tidur di keesokan paginya pada Rabu, 27 Mei 2020, Haydon mengalami demam 39,5 derajat celsius. Ia merasa mual dan tubuhnya sakit sehingga pacarnya menelepon pusat bantuan dari penelitian itu.

Mereka lalu mengikuti saran untuk pergi ke perawatan darurat dan sampai di sana pukul 5 pagi, katanya kepada STAT.

Haydon mengatakan, dia menolak dibawa ke rumah sakit setempat dan sebaliknya pulang ke rumah untuk beristirahat dengan meminum Tylenol, merek obat paracetamol.

Baca Juga: Tidak Hanya di Lautan, Tiongkok Berencana Kuasai Ruang Angkasa dengan Bangun Stasiun Pada Tahun 2023 

Setelah tidur beberapa jam, suhu badannya masih 38,6 derajat celsius. Haydon menceritakan dia sangat mual dan akhirnya muntah di kamar mandi.

Dia kemudian pingsan saat kembali ke kamar tidur. Beruntung pacarnya sigap menolongnya dan kepala Haydon terhindar dari benturan dengan lantai.

Mereka lalu menelepon dokter di penelitian itu lagi untuk kedua kalinya, lalu memutuskan tinggal di rumah dan beristirahat. Malam itu, demam Haydon akhirnya turun.

Haydon sempat menyembunyikan apa yang dialaminya, saat diwawancarai, dengan menyebut, "melalui hal-hal berat selama 24 jam."

Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Kembali Dilanjutkan, Rute Diperpanjang Hingga Surabaya 

Dia khawatir jika menceritakan pengalamannya, itu akan memicu ketakutan orang-orang.

"Saya tahu kalau saya berbagi cerita, itu akan menakutkan beberapa orang," katanya.

"Saya harap itu tidak memicu segala pertentangan terhadap vaksin pada umumnya termasuk vaksin ini," ujar Haydon.

Dia menerima dosis tertinggi dari percobaan itu - salah satunya 10 kali lebih kuat dari yang lain - dan dia telah diberitahu "tidak akan diuji coba lagi".

Baca Juga: Jelang New Normal, PLN Siapkan Tiga Fase Protokol Pelaksanaan Kerja 

"Tidak ada kegagalan di sini - ini adalah alasan utama mengapa kami melakukan uji klinis," katanya di Twitter.

"Bahkan obat-obatan aman tidak dapat dikonsumsi dengan dosis 10 kali," lanjutnya.

Meski begitu, dia mengatakan bahwa penting untuk menguji vaksin dengan cermat - yang mana sedang dilakukan di sini.

"Apa yang saya alami tidak sebanding dengan yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, atau kesakitan karena kehilangan orang yang dicintai akibat pandemi," ungkapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler