Ingin Makzulkan Benjamin Netanyahu, Warga Israel Masih Lakukan Protes hingga Minggu ke-11

7 September 2020, 10:38 WIB
Para pengunjuk rasa melakukan demonstrasi di kediaman resmi Benjamin Netanyahu di Isael. /Times of Israel/

PR BEKASI - Ribuan warga Israel melakukan protes di luar kediaman resmi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Sabtu, 5 hingga 6 September 2020 dini hari untuk menuntut agar pemimpin Israel tersebut mengundurkan diri.

Protes yang sudah memasuki minggu ke-11 itu dimulai saat Israel masih berjuang melawan COVID-19 yang melanda negara tersebut.

Para pengunjuk rasa telah memprotes penanganan Netanyahu atas krisis virus corona, yang telah menyebabkan melonjaknya pengangguran, dan mereka mengatakan dia harus mundur dan diadili atas tuduhan korupsi.

Baca Juga: Ketua DPRD Lebak Tewas Misterius di Hotel, DPC Gerindra Sebut Dindin Kelelahan: Bukan karena Jantung

Para pengunjuk rasa memegang spanduk bertuliskan "Revolution" dan "Out From Here" serta memegang membawa bendera Israel.

Kerumunan yang lebih kecil berkumpul di jembatan dan di persimpangan di seluruh negara Zionis tersebut, juga menyerukan agar Netanyahu mundur.

Pemerintah bergerak cepat untuk menanggulangi COVID-19 musim semi lalu, tetapi gagal membuka kembali ekonomi dan sekarang menghadapi wabah yang lebih kuat.

Baca Juga: Tingkatkan Kepercayaan Wisatawan di Masa Pandemi, Kemenparekraf Lakukan Gerakan BISA dan GPM

Jumlah korban tewas telah melampaui 1.000 orang, dan negara sedang mempertimbangkan lockdown baru untuk menghentikan lonjakan cepat infeksi harian, Israel saat ini memiliki lebih dari 26.000 kasus positif COVID-19.

Meskipun demonstrasi sebagian besar berlangsung damai dalam beberapa pekan terakhir, pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di beberapa lokasi.

Sedikitnya 13 demonstran ditangkap, serta dua anggota polisi dikabarkan terluka ringan.

Baca Juga: Bacawabup Dikabarkan Positif COVID-19, Pendaftaran Bapaslon Pikada Kabupaten Dompu Diperketat

"Kami menangkap beberapa demonstran pria yang berpkaian layaknya wanita sedang melakukan provokasi, serta petugas kami ada beberapa yang terluka karena serangan demonstran," ungkap salah satu petinggi kepolisian Israel, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, Senin, 7 September 2020.

Netanyahu menyebut para pengunjuk rasa sebagai golongan kiri dan anarkis, tapi pembicaraan kerasnya dan bahkan serangkaian pencapaian kebijakan luar negerinya tidak menghalangi orang banyak.

Pada hari Jumat lalu, Serbia dan Kosovo memberi Israel dukungan diplomatik karena Serbia mengumumkan akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan Kosovo mengatakan akan menjalin hubungan dengan Israel dengan membuka kedutaan besar di Jerusalem.

Baca Juga: Topan Haishen Menerjang Jepang, Pemerintah Evakuasi Jutaan Penduduk demi Hindari Korban Jiwa

Serbia dan Kosovo menjadi negara selanjutnya yang membuka kedutaan besar mereka di Jerusalem yang diperebutkan setelah Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab.

Netanyahu telah berjanji untuk tetap menjabat meskipun pada tahun lalu dituduh melakukan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga investigasi korupsi yang sudah berjalan lama.

Dia membantah tuduhan itu, menyebut para penuduhnya sebagai serangan penyihir, dan mengecam pengadilan, penegakan hukum dan media.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler