Gara-gara Covid-19, Aung San Suu Kyi Gagal Kampanye Perdana di Myanmar

8 September 2020, 10:47 WIB
Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi. /The Daily Beast/

PR BEKASI - Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi kini mencalonkan diri kembali pada pemilihan umum yang akan berlangsung di Myanmar pada November mendatang.

Namun, kabar terbaru menyebutkan bahwa kampanye perdana yang akan dilakukannya tertunda karena wabah COVID-19 yang semakin memburuk di Myanmar.

Otoritas Myanmar menetapkan hari pertama untuk berkampanye pada hari Selasa, 8 September 2020. Sedangkan untuk Pemilu akan berlangsung pada tanggal 8 November 2020.

Baca Juga: Setelah Diduga Diracun Novichok, Alexei Navalny Kini Tidak Lagi Koma

Pada rencana awal, Suu Kyi, yang saat ini menjabat sebagai Penasihat Negara, dijadwalkan akan berkampanye menemui para pemilihnya, di Yangon pada Selasa. Namun tidak jadi dilaksanakan.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Selasa, 8 September 2020, melalui tayangan di media sosial Facebook, Suu Kyi mengatakan menteri kesehatan telah memberi anjuran kepadanya untuk tidak berkampanye untuk waktu sekarang.

Ia mengatakan menteri kesehatan merupakan orang yang memiliki kuasa selama pandemi ini, sehingga setiap orang mesti mengikuti arahan dari kementerian.

Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19, Rahmat Effendi Minta ASN Sosialisasikan Wajib Pakai Masker kepada Warga

Sebelumnya, Myanmar dikabarkan sempat bebas dari penularan lokal dalam waktu beberapa minggu hingga pertengahan Agustus.

Kemudian Otoritas kesehatan setempat mengatakan klaster penularan baru terjadi di Rakhine. Sejak itu jumlah pasien positif naik lebih dari dua kali lipat menjadi 1.464 orang.

Suu Kyi, diketahui pernah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian saat ia berhasil mengambil kendali pemerintahan pada 2016 dari kekuasaan militer yang telah menguasai negara puluhan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Narasi Ada Gereja yang Dibangun dari Tulang-Belulang Umat islam di Portugal

Hadiah tersebut dikarenakan ia berkampanye dan mendeklarasikan demokrasi di Myanmar dan berhasil menang pada pemilihan umum.

Namun, reputasinya menurun di mata internasional karena perlakuan Myanmar terhadap warga Muslim Rohingya, yang hingga kini keadaan para warga Muslim Rohingya terus dalam ketidakjelasan.

Hingga akhirnya citra baik Suu Kyi menurun, sebab tuduhan keterlibatannya dalam kekejaman terhadap minoritas.

Baca Juga: Ilmuwan Perkirakan Umur Pusat Bumi hingga Kapan Bumi Mendingin dan Mengkristal

Berbeda dari pandangan mata internasional terhadap dirinya, Suu Kyi tetap populer untuk dalam negerinya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler