Usai Pompeo Puji RI Tolak Klaim LCS, Pemerintah Tiongkok Justru Tuduh AS Memprovokasi Hubungan

30 Oktober 2020, 08:33 WIB
Presiden Donald Trump berjabatan tangan dengan Presiden Xi Jinping pada pertemuannya di Jepang tahun 2019. /Susah Walsh/

PR BEKASI - Konflik terkait klaim terhadap perairan Laut China Selatan (LCS) memang terlihat tak kunjung tuntas.

Konflik tersebut melibatkan sejumlah negara ASEAN yang kerap menjadi topik diskusi dalam forum diskusi para anggota ASEAN.

Kemarin, 29 Oktober, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo berkunjung ke Indonesia menemui Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi setelah mengunjungi beberapa negara di ASEAN sebelumnya.

Baca Juga: Terkait Teror Gereja Prancis, Turki Minta Pemimpin Prancis Hindari Retorika yang Menghasut Muslim

Mike Pompeo dalam kesempatannya memuji keberanian Indonesia dalam menolak klaim Tiongkok atas daerah yang dianggapnya merupakan bagian dari kedaulatan negaranya atau diistilahkan nine dash line (sembilan garis putus-putus).

"Banyak negara yang menolak klaim Tiongkok mengenai sejumlah bagian dari LCS. Ini jelas dan berani termasuk yang dilakukan Indonesia sebagai subyek di dalam Asia dan Amerika Serikat. Itu adalah hal yang kita capai dalam sebuah hubungan multilateral dan administrasi Presiden Trump sangat mendukung ini," tutur Mike Pompeo.

Penjagaan Indonesia dengan kekuatan maritim Indonesia diapresiasi oleh Mike Pompeo karena menjaga kedaulatan negara pada daerah terluar Indonesia seperti di kepulauan Natuna.

Baca Juga: Plt Ketum PPP Gunakan Jet Pribadi saat Kunjungan, Majelis Pakar: Dari Mana Uangnya? Harus Dijelaskan

"Sebagai contoh kekuatan maritim (TNI AL-red) untuk menjaga kedaulatan negara di Kepulauan Natuna," ucapnya.

LCS sebagai salah satu jalur perdagangan yang ramai dan vital menjadi perhatian Mike Pompeo yang berharap adanya kerjasama antara AS dengan Indonesia dalam hal keamanan wilayah.

"Saya menantikan untuk adanya kerja sama dalam cara-cara baru, untuk memastikan keamanan maritim dengan melindungi salah satu jalur perdagangan yang sibuk di dunia ini," tutur Mike Pompeo.

Baca Juga: Waspada, Hujan Disertai Petir Akan Mengguyur Wilayah Kota dan Kaupaten Bekasi Hari Ini

Namun, kunjungan Mike Pompeo tersebut justru dianggap pemerintah Tiongkok sebagai serangan tidak berdasar, memprovokasi hubungan, serta telah mengganggu perdamaian dan stabilitas kawasan, dalam kunjungannya di Indonesia.

Dalam keterangan resmi Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Chinese Embassy, Jumat, 30 Oktober 2020, Tiongkok menentang keras tindakan Mike Pompeo.

"Tindakan dan pernyataan keliru Pompeo belakangan ini telah semakin memperjelas intensi buruk AS, sekaligus menggarisbawahi adanya problem serius di dalam internal AS sendiri," kata Xiao Qian.

Baca Juga: Kasus Pemenggalan Terjadi Lagi di Gereja Prancis, Emmanuel Macron: Ini Jelas Serangan Teroris Islam

Atas berbagai tindakan AS belakangan ini di tengah berbagai kemelut dengan Tiongkok yang semakin memanas, Tiongkok mendeskripsikan AS dengan beberapa tuduhan.

Di mana, lanjut dia, Amerika justru meluncurkan apa yang disebut "Perang Dingin Baru", memprovokasi pertentangan ideologi, dan membangkitkan revolusi berwarna di berbagai belahan dunia.

Lebih jauh, Xian menilai, Amerika juga secara brutal mengintervensi urusan dalam negeri negara lain, bahkan tidak segan menggunakan perang dan mendatangkan malapetaka bagi dunia.

Baca Juga: Gereja di Prancis Diserang, Tiga Orang Dibunuh, Pelaku Terus Teriak 'Allahu Akbar'

"AS adalah penyebar super virus politik. China berpegang pada prinsip rakyat dan keselamatan jiwa adalah prioritas utama dalam melakukan upaya pengendalian dan pencegahan pandemi Covid-19 yang ilmiah dan efektif, dengan cara yang terbuka, transparan, dan bertanggung jawab," ucapnya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: China Embassy

Tags

Terkini

Terpopuler