Ucapannya Didistorsi Lawan Politik, Emammanuel Macron: Karikatur Itu Bukan Proyek Pemerintah Prancis

- 23 November 2020, 12:29 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron bantah Prancis dukung pembuatan Karikatur Nabi Muhammad.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bantah Prancis dukung pembuatan Karikatur Nabi Muhammad. /EURACTUV/EURACTIV

PR BEKASI - Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi sorotan masyarakat dunia lantaran ia dianggap tidak menghargai agama Islam dengan mendukung produksi kartun mirip Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa tersebut dikecam oleh seluruh umat Muslim dunia, bahkan di beberapa negara hingga melakukan aksi boikot terhadap produk asal Prancis.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Senin, 23 November 2020, hal tersebut juga ditanggapi oleh parlemen Pakistan pada akhir Oktober lalu yang mengeluarkan resolusi mendesak pemerintah untuk memanggil duta besarnya dari Paris.

Baca Juga: Nilai Ucapan JK Berlebihan, Ferdinand Hutahaean: Adanya Kelompok yang Kecewa Kalah di Kontestasi

Selain itu menuduh Macron telah "menyebarkan kebencian" terhadap umat Islam.

Sebelumnya, Emmanuel Macron memberikan penghormatan kepada seorang guru sejarah Prancis yang dipenggal kepalanya oleh seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya.

Diketahui bahwa tindakan pria 18 tahun tersebut karena sang guru mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad di sebuah kelas tentang kebebasan berbicara.

Sementara, para pejabat Prancis mengatakan bahwa peristiwa pemenggalan itu merupakan serangan terhadap nilai inti kebebasan berekspresi di Prancis.

Baca Juga: Millen Cyrus Dikabarkan Ditangkap Polisi karena Narkoba, Warganet Penuhi Kolom Komentar Ashanty

Emmanuel Macron mengatakan kebebasan menggambar sejalan dengan kebebasan berkeyakinan di Prancis.

Pernyataan itu ia sampikan setelah majalah satir Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun tersebut pada bulan September lalu.

Pada awal Oktober, Macron berpidato, diduga dalam pidatonya tersebut ia menggambarkan Islam sebagai agama "dalam krisis" secara global.

Menurut laporan dari Al Jazeera, ia juga mengatakan akan bekerja melawan "separatisme Islam" di Prancis.

Baca Juga: Anggap Pencopotan Baliho oleh TNI Sudah Sesuai UU, Lestari Moerdijat: Alat Negara Berhak Menertibkan

Dua minggu kemudian, seorang guru sejarah Prancis, Samuel Paty meninggal usai dipenggal di luar sekolah.

Pada 29 Oktober lalu, seorang pria Tunisia berusia 21 tahun juga tega membunuh tiga orang di dekat gereja di Nice.

Sementara, Emmanuel Macron mengatakan bahwa dia menghormati Muslim yang dikejutkan oleh kartun Nabi Muhammad SAW.

Namun, pernyataan itu dianggap bukan merupakan alasan untuk melakukan kekerasan.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada akhir Oktober lalu, Macron mengatakan bahwa pemerintah Prancis tidak mendukung kartun Nabi Muhammad.

Baca Juga: Soroti Fenomena Dewakan Keturunan Nabi, Buya Syafii: Bung Karno Pernah Beri Kritikan Keras Soal Ini

Akan tetapi, lanjutnya, kebebasan berpendapat adalah nilai yang dianut Republik Prancis.

Macron juga mengatakan para pemimpin politik telah mendistorsi pernyataannya bahwa kartun Nabi Muhammad adalah ciptaan negara Prancis.

"Karikatur itu bukan proyek pemerintah, tapi muncul dari surat kabar bebas dan independen yang tidak berafiliasi dengan pemerintah," kata Macron.

Terpantau hingga kini umat Muslim di seluruh dunia menilai bahwa peristiwa tersebut sudah mencederai agama Islam.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah