274 Wartawan Dipenjara Sepanjang 2020, CPJ: Rekor, Jumlah yang Mengerikan di Tengah Pandemi Covid-19

- 15 Desember 2020, 22:03 WIB
Ilustrasi wartawan sedang melakukan peliputan berita.
Ilustrasi wartawan sedang melakukan peliputan berita. /Mmamontov/PIXABAY

PR BEKASI - Komite Perlindungan Wartawan (Committee to Protect Journalists/CPJ) mencatat ratusan wartawan telah dipenjara sepanjang 2020 saat pemerintah menindak peliputan tentang pandemi Covid-19 dan yang berupaya menekan pemberitaan kerusuhan sipil.

Sedikitnya, 274 wartawan dijebloskan ke penjara hingga 1 Desember, tertinggi sejak kelompok yang bermarkas di New York itu mulai mengumpulkan data pada awal 1990-an, menurut laporan.

Angka itu naik dari sedikitnya 250 wartawan pada 2019. Ketegangan politik dan aksi protes menyebabkan banyak penangkapan, dengan sebagian besar terjadi di China, Turki, Mesir, dan Arab Saudi.

Baca Juga: Ratusan Massa Datangi Polres Metro Bekasi Minta Habib Rizieq Dibebaskan, Polisi Beri Penjagaan Ketat

Para pemimpin otoriter, di tengah pandemi Covid-19, berupaya mengendalikan pemberitaan dengan menangkap para wartawan. Setidaknya dua wartawan meninggal usai terinfeksi penyakit di balik jeruji besi, menurut laporan tersebut.

"Mengejutkan dan mengerikan bahwa kami sedang menyaksikan rekor jumlah wartawan yang dibui di tengah pandemi global," kata Direktur Eksekutif CPJ, Joel Simon, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara, Selasa, 15 Desember 2020.

Laporan itu menyalahkan kurangnya kepemimpinan global terhadap nilai-nilai demokrasi, dan apalagi serangan terhadap media oleh Presiden AS Donald Trump, yang dikabarkan memberi perlindungan kepada otoritas untuk menindak para wartawan di negara mereka sendiri.

Baca Juga: 20 Tahun Berlalu, Puluhan Ribu Pejuang Eks Timor Timur Dapat 'Hadiah' Spesial dari Prabowo Subianto

Secara global 34 wartawan dibui karena "berita hoaks" sepanjang 2020, dibanding 31 wartawan tahun lalu, katanya.

"Rekor jumlah wartawan yang dipenjara di seluruh dunia merupakan warisan kebebasan pers Presiden Trump," ujar Joel Simon.

Meski tidak ada wartawan yang dijebloskan ke penjara di AS hingga 1 Desember, 110 wartawan ditangkap atau didakwa pada 2020, banyak di antaranya yang tengah meliput demonstrasi terhadap kebrutalan polisi, kata CPJ.

Baca Juga: Bukan di Wuhan, Peneliti Italia Klaim Kasus Pertama Covid-19 Terjadi Pada Bocah di Milan

Negara-negara, tempat penangkapan awak media naik secara signifikan mencakup Belarus, tempat terpilihnya kembali presiden yang telah lama berkuasa menuai protes massal dan Ethiopia, di mana kerusuhan politik menyebabkan konflik bersenjata.

Laporan itu menemukan bahwa dua pertiga dari wartawan yang mendekam di penjara didakwa dengan kejahatan anti negara seperti terorisme atau keanggotaan kelompok terlarang.

Sementara itu, tidak ada ada tuduhan yang terkuak pada hampir 20 persen kasus.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah