Menlu Nanaia Mahuta Sebut Selandia Baru Bersedia Damaikan Perselisihan China-Australia

- 16 Desember 2020, 09:30 WIB
Ilustrasi bendera Australia dan China.
Ilustrasi bendera Australia dan China. /Thenewdaily.au

Ketegangan semakin memburuk bulan lalu setelah seorang juru bicara kementerian luar negeri China mengunggah gambar yang dimanipulasi, yang menunjukkan bahwa seorang tentara Australia memegang pisau berlumuran darah di tenggorokan seorang anak Afganistan.

Selanjutnya, gambar itu muncul ketika tentara khusus Australia dituduh melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil selama bertugas di Afganistan.

Baca Juga: Terbang Perdana pada Tahun 2017, Pesawat N219 Nurtanio Kini Hampir Dapatkan Sertifikat Laik Terbang

Menanggapi peristiwa itu, Selandia Baru menyuarakan keprihatinan terhadap China tentang penggunaan gambar tersebut.

"Menurut saya diplomasi Twitter tidak dapat dicapai jika disinformasi dipromosikan melalui media sosial. Saya pikir kita perlu kembali ke diplomasi yang telah dicoba dan diuji yaitu dialog, dan memastikan pintu terbuka sehingga orang dapat bekerja melalui beberapa masalah yang menantang," kata Mahuta.

Mahuta juga baru-baru ini bergabung dengan rekan-rekan dari mitra intelijen Five Eyes: Australia, Kanada Inggris, dan Amerika Serikat, dalam mengecam China karena mendiskualifikasi legislator di Hong Kong.

Baca Juga: Antisipasi Klaster Pilkada, IDI: Kepala Daerah Terpilih dan Pendukung Dilarang Buat Kerumunan!

Kecaman ini membuat marah China dan bereaksi dengan memperingatkan aliansi Barat.

Seperti Australia, Selandia Baru memiliki hubungan perdagangan yang besar dengan China dan telah lama disebut-sebut oleh Beijing sebagai teladan "yang pertama" dengan negara-negara Barat.

Namun, di bawah pemerintahan Perdana Menteri Jacinda Ardern, yang memenangkan masa jabatan kedua pada bulan Oktober lalu, Selandia Baru telah mengkritik pinjaman China ke pulau-pulau kecil Pasifik, meningkatkan kekhawatiran tentang Muslim Uighur di wilayah Xinjiang China, dan mendukung partisipasi Taiwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah