Terkait Normalisasi dengan Israel, Iran: Sama saja seperti Mendukung Pendudukan di Palestina

- 31 Desember 2020, 20:01 WIB
Ilustrasi: Konflik Israel dan Palestina terus memicu perhatian dunia internasional.
Ilustrasi: Konflik Israel dan Palestina terus memicu perhatian dunia internasional. /Hosny_Salah/PIXABAY

PR BEKASI – Sepanjang tahun 2020, Israel sedang gencar-gencarnya melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan sejumlah negara bermayoritas Islam.

Menurut Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad, kebijakan tersebut sama saja dengan mendukung pendudukan rezim zionis atas wilayah Palestina

Oleh karena itu, menurutnya Iran tetap akan berpegang teguh terhadap pendirian untuk tidak melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Palestina mendapatkan kemerdekaan.

Baca Juga: Eks Jenderal TNI Ultimatum Beking Ormas Terlarang FPI, Refly Harun: Besok Negara Kita Jadi Horor

"Republik Islam Iran memiliki kebijakan transparan dan jelas bahwa normalisasi hubungan dengan rezim zionis Israel sama dengan mendorong pendudukan rezim ini atas wilayah Palestina," kata Mohammad Azad saat wawancara di Jakarta, Kamis, 31 Desember 2020.

"Apabila normalisasi hubungan diplomatik sejumlah negara dengan Israel dapat mengganggu keamanan nasional Iran, maka Iran akan mempertahankan kedaulatannya," sambungnya.

Seperti diketahui, empat negara Arab yang terdiri dari Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko serta satu negara non-Arab Bhutan pada 2020 telah melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Juga: Tak Disangka, Polisi Malaysia Sebut Pelaku Parodi Lagu Indonesia Raya Ternyata Adalah WNI

Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Bassam al-Salhi, seperti dikutip Al Jazeera mengatakan normalisasi hubungan diplomatik negara-negara Arab dengan Israel tidak bisa diterima.

Ia mengatakan normalisasi hubungan diplomatik itu akan meningkatkan sikap agresif Israel dan penolakannya atas hak-hak rakyat Palestina.

Kesepakatan tersebut bertentangan dengan Resolusi Konferensi Tingkat Tinggi Arab dan Prakarsa Perdamaian Arab yang bertujuan untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Palestina, kata Bassam al-Salhi.

Baca Juga: Omnibus Law, Analis: Buat Investor Asing Percaya Indonesia Negara Potensial untuk Investasi

Palestina sendiri sebagai sebuah bangsa yang memiliki hak untuk merdeka sangat terganggu dengan keputusan sebagian negara Arab yang berbangga hati menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, hal tersebut dikatakan oleh Dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah mengatakan

"Bangsa Palestina sudah lama kecewa atas beberapa negara Arab karena selama ini mendiamkan resolusi yang dikeluarkan PBB untuk menekan Israel, serta memberdayakan masyarakat Palestina," kata Teuku Rezasyah.

Baca Juga: DJ Palestina Ditangkap Akibat Nekat Gelar Pesta di Situs Pemakaman Nabi Musa

Dalam pandangan Palestina, beberapa negara Arab tersebut adalah pengkhianat, karena mengingkari komitmen yang telah lama mereka sepakati, guna mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.

Israel menduduki wilayah Palestina sejak perang enam hari pada 1967 antara koalisi negara Arab dan tentara zionis.

Selain menduduki wilayah, militer Israel pun kerap kali melakukan kekerasan terhadap bangsa Palestina.

Baca Juga: Pertama Kali Lewati Tahun Baru Tanpa Gempi, Gisella Anastasia Tulis Pesan Menyentuh untuk sang Putri

Sampai saat ini, Israel terus melakukan perluasan wilayah dengan membangun pemukiman khusus warga Yahudi di wilayah Tepi Barat milik Palestina.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x