Buntut Rusuh di Gedung Capitol, 4 Simpatisan Trump Tewas dan Puluhan Lainnya Ditangkap

- 7 Januari 2021, 18:14 WIB
Rusuh di Gedung Capitol telan korban jiwa.
Rusuh di Gedung Capitol telan korban jiwa. /Twitter.com/@Spartanicusz/

PR BEKASI - Sebanyak empat orang dilaporkan tewas sementara 52 orang ditahan dalam penyerbuan gedung Kongres Amerika Serikat, Capitol pada Rabu, 6 Januari 2021 oleh pendukung Donald Trump.

Diketahui, para pendukung Donald Trump menyerang gedung Capitol untuk menghentikan pengesahan hitungan suara pemilu yang dimenangkan Joe Biden.

Kepolisian Washington DC mengatakan, 47 dari 52 orang yang tersebut dinyatakan melanggar peraturan jam malam yang dilaksanakan oleh pemerintah kota Washington DC.

Baca Juga: CDC Sebut Vaksin Covid-19 Munculkan Reaksi Alergi Parah pada Pasien di AS

"Sebagian besar dari mereka ditangkap karena melanggar jam malam. 26 orang diantaranya ditangkap di halaman gedung Capitol," kata Kepala Kepolisian Washington DC, Robert J Contee, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters.

Dirinya menambahkan, beberapa orang lainnya ditangkap karena kepemilikan senjata api tanpa izin dan terlarang.

Robert J Contee menolak untuk memberikan identitas seorang wanita yang tewas ditembak oleh petugas kepolisian, dengan mengatakan informasi terkait hal kejadian tersebut masih ditangguhkan.

Baca Juga: Memprihatinkan, Jumlahnya Kian Susut, Hewan Maskot Dufan Ini Diambang Kepunahan

Sementara itu, tiga orang lainnya dikonfirmasi meninggal karena keadaan medis serta 14 polisi mengalami luka-luka dengan dua diantaranya menderita luka serius.

Pihak kepolisian menambahkan, jumlah orang yang akan ditahan terkait penyerangan Gedung Capitol diperkirakan masih akan terus bertambah.

Selain melakukan penangkapan, pihak kepolisian juga berhasil mengamankan dua bom pipa berhasil dari kantor komite nasional bipartisan dari Republik dan Demokrat tersebut, juga tempat pendingin di sebuah kendaraan di halaman gedung yang berisi bom molotov.

Baca Juga: Densus 88 Sebut Teroris JAD di Makassar Latih Jihadis Muda untuk Meneror dan Aksi Pengeboman

Dalam kejadian tersebut, pihak kepolisian menggunakan togkat, gas air mata, serta peluru karet untuk memukul mundur para pendukung Donald Trump menjauhi Gedung Putih untuk mengamankan Presiden Donald Trump.

Oleh karena itu, pihak kepolisian mendapat kritikan keras karena terlalu agresif untuk melawan pendukung Donald Trump di Lafayette Square.

Kepolisian Washington DC pun dipertanyakan kapabilitasnya dalam melakukan pengamanan dengan membiarkan para pendukung Donald Trump yang melakukan penyerangan berhasil masuk ke dalam Gedung Capitol.

Baca Juga: Anda Ingin Hidup Bahagia? Ikuti Tips Kebahagiaan Versi Ustaz Firanda Andirja

Walikota Washington DC, Muriel Bowser mengatakan pihak kepolisian meminta bantuan kepada masyarakat untuk mencari para penyerang Gedung Capitol.

"Kami akan mengawasi beberapa dari mereka. Kami piker mereka harus bertanggung jawab atas penyerangan tersebut," katanya

Pada Rabu malam, FBI juga meminta masyarakat untuk mengirimkan bukti seperti gambar, video, dan informasi lain untuk membantu agen mengidentifikasi orang-orang yang memicu keributan untuk menyerang Gedung Capitol.

Baca Juga: Masukan Nomor PBI JK atau KIS di Dtks.kemensos.go.id untuk Cek Penerima Bansos Rp300 Ribu

Muriel Bowser juga memperpanjang situasi daru di Washington DC selama 15 hari yang dilakukan untuk membatasi pergerakan orang di sekitar kota jika perlu.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x