Kongres AS Tetap Sahkan Kemenangan Joe Biden, Saat Donald Trump Masih Tak Terima Hasil Pilpres

- 8 Januari 2021, 13:42 WIB
Kemenangan Joe Biden (kiri) masih ditolak oleh Donald Trump (kanan) hingga meminta pendukungnya rusuh di gedung DPR AS.
Kemenangan Joe Biden (kiri) masih ditolak oleh Donald Trump (kanan) hingga meminta pendukungnya rusuh di gedung DPR AS. /Bloomberg

PR BEKASI - Joe Biden telah memperoleh suara lebih tinggi dibandingkan dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dalam Pilpres AS 2020 beberapa lalu.

Sementara itu, Donald Trump tak terima hingga mengungkapkan bahwa telah terjadi kecurangan dalam perhitungan suara. Tak hanya itu, pihak Donald Trump sempat menyebutkan akan menempuh jalur hukum dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Selanjutnya, kongres AS memastikan kemenangan Dewan Elektoral atau Electoral College Presiden terpilih AS, Joe Biden atas Presiden AS, Donald Trump dalam pemilu AS 3 November 2020 lalu saat sesi gabungan Kongres AS.

Baca Juga: Minyak Jelantah Dinilai Buruk bagi Kesehatan, ESDM: Tapi Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel Nasional 

Perhitungan tiga suara elektorat Vermont menempatkan Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih, Kamala Harris berada di atas ambang batas 270 yang diperlukan untuk memenangkan kursi kepresidenan.

Diketahui bahwa Kamis 7 Januari 2021, Senat dan DPR menolak keberatan untuk membuang suara elektorat Georgia dan Pennsylvania yang memenangkan Joe Biden.

Sebelumnya dikabarkan juga bahwa Trump sempat meminta bantuan kepada Mike Pence untuk menambahkan perolehan suara agar Donald Trump memenangkan Pilpres AS 2020.

Namun, Mike Pence menolaknya, bahkan Pence mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah kewenangan dirinya.

Baca Juga: Minyak Jelantah Dinilai Buruk bagi Kesehatan, ESDM: Tapi Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel Nasional 

Setelah penolakan tersebut, terjadilah serangan terparah terhadap simbol demokrasi AS dalam lebih dari 200 tahun, para perusuh menerobos barikade keamanan logam, memecahkan jendela, dan pagar untuk menerobos masuk gedung senat AS Capitol.

Sesi gabungan Kongres AS, yang biasanya merupakan langkah seremonial, dihentikan selama beberapa jam ketika perusuh masuk gedung US Capitol.

Proses dilanjutkan sekitar pukul 8.00 malam waktu setempat dengan Wakil Presiden Mike Pence yang memimpin kembali sesi Senat.

"Kepada mereka yang mendatangkan bencana di Capitol kita hari ini, Anda tidak menang," kata Wakil Presiden Mike Pence, yang memimpin sesi tersebut saat sesi dilanjutkan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 8 Januari 2020.

Baca Juga: Sebelum Disuntikkan ke Jokowi, MUI Gelar Sidang Fatwa Halal mengenai Status Vaksin Covid-19 Sinovac 

"Ayo kembali bekerja," kata Mike Pence, yang mendapat tepuk tangan dari anggota Kongres AS.

Sementara itu, polisi berjuang selama lebih dari tiga jam setelah pengepungan pendukung Donald Trump sebelum mengumumkan gedung itu aman tak lama setelah pukul 17.30 waktu setempat.

Polisi juga mengatakan bahwa empat orang tewas selama kekacauan pada Rabu, 6 Januari 2021 dan satu karena luka tembak dan tiga dari keadaan darurat medis. Adapun 52 orang lainnya ditangkap selama insiden.

Serangan di Capitol adalah puncak dari retorika yang memecah belah dan meningkat selama berbulan-bulan sekitar pemilu 3 November.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Mahfud MD Berjoget Usai Berhasil Bubarkan Ormas Terlarang FPI? Ini Faktanya 

Donald Trump berulang kali membuat klaim palsu bahwa pemungutan suara telah dicurangi dan mendesak para pendukungnya untuk membantu membalikkan kekalahannya.

Kekacauan terjadi setelah Donald Trump, yang sebelum pemilu menolak untuk memberikan kekuasaan secara damai jika dia kalah, berbicara kepada ribuan pendukung di dekat Gedung Putih dan mengatakan kepada mereka untuk berunjuk rasa ke US Capitol untuk mengungkapkan kemarahan mereka pada proses pemungutan suara.

Donald Trump mengatakan kepada pendukungnya untuk menekan pejabat terpilih mereka untuk menolak hasil dan mendesak mereka "untuk melawan."

Selanjutnya, beberapa tokoh Republik di Kongres AS mengkritik keras Donald Trump dan  menyalahkannya karena menyebabkan kerusuhan di US Capitol.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x