Network
PR BEKASI - Warga China dikejutkan oleh penemuan yang menyatakan bahwa adanya Covid-19 pada es krim.
Pernyataan itu menurut sebuah investigasi yang dilakukan oleh otoritas China setelah tiga sampel es krim terkontaminasi Covid-19.
Diketahui bahwa makanan yang banyak digemari itu berasal dari perusahaan makanan Tianjin Daqiaodao, yang berlokasi di wilayah utara Tianjin, China.
Baca Juga: JKP jadi Program Jaminan Sosial Terbaru, Solusi bagi Pekerja yang Kehilangan Pekerjaan
Namun, hingga saat ini masih belum diketahui bagaimana virus mematikan tersebut bisa ditemukan di dalam produk es krim.
Atas kabar tersebut, seorang ahli mengatakan bahwa hal ini sebaiknya tidak menyebabkan kepanikan.
Es krim tersebut dibuat dari susu yang berasal dari Selandia Baru, sedangkan bubuk whey yang digunakan dibeli dari Ukraina.
Baca Juga: Diduga Suap Mantan Presiden Korea Selatan, Bos Samsung Akan Jalani 2.5 Tahun Penjara
“Tampaknya ini berasal dari seseorang (manusia), namun detailnya belum diketahui. Saya rasa ini kejadian yang terjadi sekali saja," kata Stephen Griffin, ahli virologis dari Universitas Leeds, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Mirror pada Selasa, 19 Januari 2021.
"Tentu saja kontaminasi seberapa banyaknya itu, tidak dapat diterima dan selalu menyebabkan kekhawatiran," sambungnya.
Selain itu, Griffin juga menduga bahwa temuan adanya Covid-19 pada es krim mungkin karena ada masalah di pabrik dan berdampak pada higienitas di pabrik.
Baca Juga: Gerak Cepat dan Tepat, Kemensos Kumpulkan Pengungsi di Satu Titik serta Bangun 6 dapur Umum
"Kita mungkin tidak perlu panik, kalau-kalau setiap gigit es krim tiba-tiba menjadi terkontaminasi dengan virus corona," kata Griffin.
Berdasarkan laporan media di China, ada lebih dari 1.600 pekerja sudah dikarantina dan menjalani tes Covid-19.
Selanjutnya, diduga ada 4.836 kotak es krim sudah terkontaminasi Covid-19 yang diproduksi di sana.
Baca Juga: Suka Makan Kentang Goreng? Hati-hati Bila Terlalu Sering 5 Hal Negatif Ini Bisa Kamu Alami
Sehingg, orang-orang yang membeli berkotak-kotak es krim tersebut didesak untuk mendatangi otoritas kesehatan untuk didata.***
