AS Kembali Nyatakan China Sedang Melakukan 'Genosida' terhadap Muslim Uighur

- 20 Januari 2021, 15:39 WIB
Ilustrasi As kembali nyatakan Genosida terhadap Etnis Uighur.
Ilustrasi As kembali nyatakan Genosida terhadap Etnis Uighur. /Pixabay

PR BEKASI -  Amerika Serikat pada Selasa, 19 Januari 2020 kembali menyatakan bahwa China sedang melakukan genosida terhadap etnis Uighur dan sebagian besar Muslim.

Hal itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam rangka mengingatkan kembali atas penahanan besar-besaran Beijing terhadap minoritas menjelang hari terakhir menjabat.

"Saya yakin genosida ini sedang berlangsung, dan kami menyaksikan upaya sistematis untuk menghancurkan Uighur oleh negara-partai China," kata Pompeo seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Bangkok Post, Rabu, 20 Januari 2021.

"Kami tidak akan tinggal diam. Jika Partai Komunis China diizinkan untuk melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap rakyatnya sendiri, bayangkan apa yang akan berani dilakukan kepada dunia luar, dalam waktu yang tidak terlalu lama," tuturnya.

Baca Juga: Ini 8 Komitmen yang Akan Dijalankan Listyo Sigit Jika Resmi Menjadi Kapolri

Kelompok Hak Asasi Manusia percaya bahwa setidaknya satu juta orang Uighur dan sebagian besar Muslim berbahasa Turki lainnya dipenjara di kamp-kamp di wilayah barat Xinjiang.

Para saksi dan aktivis mengatakan bahwa China berusaha secara paksa mengintegrasikan Uighur ke dalam budaya mayoritas Han.

Yakni dengan menghapus adat istiadat Islam, termasuk dengan memaksa Muslim untuk makan daging babi dan minum alkohol, yang dilarang oleh keyakinan mereka.

Lebih lanjut, Pompeo meminta China untuk menghapus sejumlah aturan yang diberlakukan terhadap etnis Uighur.

Baca Juga: Tolak Terbangkan Pesawat ke Israel, Pilot Ini Dapat Skors dari Maskapai UEA

“Menghapus sistem interniran, kamp penahanan, tahanan rumah dan kerja paksa serta menghentikan langkah-langkah pengendalian populasi yang memaksa, termasuk sterilisasi paksa, aborsi paksa, pengendalian kelahiran paksa, dan pemindahan anak-anak ke keluar,” kata Pompeo dalam sebuah pernyataan.

Kritik keras Pompeo terhadap Beijing telah menjadi ciri khas masa jabatannya. Dia juga  gegabah secara langsung menuduh genosida, mengatakan berulang kali bahwa perlakuan terhadap orang Uighur mengingatkan pada kebijakan Nazi Jerman.

Pompeo mendesak semua badan internasional termasuk pengadilan untuk menangani kasus-kasus atas perlakuan China terhadap Uighur dan menyuarakan keyakinan bahwa Amerika Serikat akan terus meningkatkan tekanan terhadap negeri itu.

Baca Juga: Warga California Dilaporkan Alami Alergi Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Moderna

China menyangkal melakukan kesalahan dan berpendapat bahwa kamp-kampnya adalah pusat pelatihan kejuruan yang dimaksudkan untuk mengurangi daya pikat ekstremisme Islam setelah sempat terjadi serangan.

Tidak seperti kebanyakan keputusan Pompeo yang dipandang sebagai kejutan di masa pemerintah Trump. Di era Presiden terpilih Joe Biden, deklarasi genosida dapat disambut oleh pemerintahan baru.

Biden sendiri telah menuduh presiden Donald Trump tidak melakukan cukup banyak hal tentang hak asasi manusia di China."***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Bangkok Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah