Pemimpin Sayap Kanan Prancis Usulkan Larangan Penggunaan Jilbab di Tempat Umum

- 31 Januari 2021, 09:27 WIB
Pemimpin partai sayap kanan Prancis, Marine Le Pen.
Pemimpin partai sayap kanan Prancis, Marine Le Pen. /Twitter/@MLP_officiel

Survei yang dilakukan secara online oleh Harris Interactive menunjukkan jika Pemilu Prancis putaran terakhir diadakan hari ini, Marine Le Pen akan mengumpulkan 48 persen sementara Emmanuel Macron akan terpilih kembali dengan 52 persen.

"Ini hanya sebuah survei, ini cuplikan momen, tetapi yang ditunjukkan adalah bahwa gagasan saya menang itu kredibel, bahkan masuk akal," kata Marine Le Pen pada konferensi pers.

Prospek perlombaan yang ketat memicu lonceng peringatan di arus utama politik Prancis karena krisis kesehatan dan ekonomi ganda yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 menyapu seluruh negeri.

Baca Juga: Rumah Member Girlband Korea Didatangi Pencuri, Pelaku Lebih Pilih Foto daripada Barang Berharga

"Ini adalah yang hasil survei tertinggi yang pernah dicapainya, terlalu dini untuk mengambil jajak pendapat begitu saja," kata Jean-Yves Camus, seorang ilmuwan politik Prancis yang berspesialisasi di sayap kanan.

Dia mengatakan Marine Le Pen mendapat keuntungan dari frustasi dan kemarahan atas pandemi, dengan Prancis di ambang penguncian negara ketiga, dan juga pemenggalan kepala seorang guru sekolah Prancis Oktober lalu.

“Itu berdampak besar pada opini public. Dan di bidang ini, Marine Le Pen memiliki keuntungan: partainya terkenal dengan posisinya yang mengecam Islamisme,” tambah Jean-Yves Camus.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x