Sementara itu, menurut British Medical Journal, ribuan varian baru Covid-19 telah muncul saat virus bermutasi saat replikasi, hanya minoritas yang sangat kecil kemungkinan besar menjadi penting dan mengubah virus.
"Kami memiliki industri sekuensing genom terbesar, kami memiliki sekitar 50 persen industri sekuensing genom dunia, dan kami menyimpan perpustakaan semua varian sehingga kami siap untuk merespons, baik di musim gugur atau seterusnya, untuk tantangan apapun yang virus mungkin muncul dan menghasilkan vaksin berikutnya," kata Zahawi.
Baca Juga: Perlu Ada Penyesuaian Besaran Insentif Nakes, Kemenkeu: Jaga Tetap Sama dengan Tahun 2020
Menurut Johns Hopkins University of Medicine, varian baru Covid-19 yang dikenal oleh para ilmuwan sebagai SARS-CoV-2 atau Covid-19, telah menewaskan 2.268 juta orang di seluruh dunia sejak muncul di China pada akhir 2019.
Diketahui bahwa hingga saat ini, sejumlah negara masih melakukan pembatasan sosial bahkan menutup akses penerbangan untuk menekan kasus positif Covid-19.
Selain itu, protokol kesehatan juga masih disuarakan untuk selalu dipatuhi. Tujuannya yakni mencegah penyebaran Covid-19.***