Nahas! Pelaku Pembalakan Liar di Thailand Tewas Tertimpa Pohon yang Ditebangnya

- 24 Februari 2021, 10:55 WIB
Ilustrasi aktivitas penebangan pohon ilegal.
Ilustrasi aktivitas penebangan pohon ilegal. /Destyan Sujarwokowsj./ANTARA FOTO

PR BEKASI - Seorang tersangka penebang pohon ilegal berusia 41 tahun tewas tertimpa pohon yang ia dan rekannya tebang di provinsi Nakhon Ratchasima, Thailand.

Unit Perlindungan Hutan Wang Nam Khiao langsung disiagakan pada hari Minggu, 20 Februari 2021 untuk menyelidiki kejadian tersebut.

Tempat kejadian perkara berada di lahan hutan nasional Pa Phu Luang di distrik Wang Nam Khiao di provinsi Nakhon Ratchasima.

Baca Juga: Antrean Panjang Vaksinasi Tahap Dua di Tanah Abang, Wagub DKI: Ini Bukti Kesungguhan Masyarakat

Baca Juga: Sabah Malaysia Umumkan Wabah Demam Babi Afrika Jangkit Daerah Pitas

Baca Juga: Pesan Satu Bioskop Full demi Frislly Herlind, Jordi Onsu Syok Saat Sempat Ditolak

Para petugas bergegas untuk menyelidiki tempat kejadian dan menemukan tersangka dan tubuh rekannya yang telah meninggal, bersama dengan gergaji mesin dan 24 batang kayu rosewood Siam.

Salah satu anggota penebang ilegal, Jakkpong Mang-yuan yang berusia 26 tahun menuturkan pada petugas bahwa rekannya Suthin Laoklang tewas tertimpa pohon.

"Jakkaphong penduduk lokal provinsi Khon Kaen mengatakan bahwa rekannya Suthin tewas tertimpa pohon rosewood Siam yang dia dan rekannya bantu tebang," kata Komandan Unit Aram Manchaona seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The National Thai Rabu, 24 Februari 2021.

Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa Suthin adalah mantan kepala desa di distrik Thai Samakkhi di Nakhon Ratchasima.

Baca Juga: Satu Set Kartu Pokemon Edisi Pertama Berhasil Dijual dengan Harga Rp5.6 Miliar

Jakkaphong pun mengatakan awalnya ada 7 orang penebang pohon ilegal yang berada di lokasi kejadian tetapi setelah kematian Suthin lima lainnya melarikan diri dari tempat kejadian.

Para petugas menjelajahi daerah itu untuk melacak tersangka lainnya.

Jakkaphong dibawa ke Kantor Polisi Udomsub dan didakwa melakukan penebangan di kawasan hutan nasional.

Namun, dia kemudian mengubah pernyataannya dan mengatakan bahwa komplotan penebangannya terdiri dari 10 orang, termasuk dirinya dan almarhum.

Baca Juga: Tak Terima Jokowi Dikritik karena Disambut Kerumunan Warga, Ferdinand: Itu Euforia yang Tak Direncanakan

Diketahui kawasan tersebut merupakan Suaka margasatwa yang didirikan pada tahun 1974. Pada tahun 1985, kawasan ini diperluas hingga 97 km².

Cagar ini dinamai dari gunung tertingginya, yang mencapai ketinggian 1.571 m yakni "Phu Luang" yang berarti "gunung besar" atau "gunung raja".

Cagar alam tersebut meliputi seluruh dataran tinggi pegunungan di sekitar puncak, yang memiliki ketinggian sekitar 1.200 m.

Ada tiga musim di Phu Luang. Musim panas berlangsung dari Februari hingga April dengan suhu rata-rata 20-24 ° C. Selama musim ini, bunga seperti dendrobium , anggrek liar putih, rhododendron putih dan merah bermekaran.

Baca Juga: Tak Terima Jokowi Dikritik karena Disambut Kerumunan Warga, Ferdinand: Itu Euforia yang Tak Direncanakan

Musim hujan berlangsung dari Mei hingga Oktober, saat suhu sama atau sedikit lebih tinggi daripada musim panas. Akan ada bunga-bunga kecil liar berwarna merah jambu keunguan bertebaran di sabana.

Suhu turun selama musim dingin menjadi 0-16 ° C pada bulan November, selama musim ini kuam daeng ( Acer calcaratum ) akan memerah dan merontokkan daunnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: The National Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah