"Setiap tahun, beberapa kasus Nipah terdeteksi di Bangladesh, dan terkadang ini terkait dengan kelompok rumah tangga," kata mereka, dikutip dari situs Express.
"Waduk virus, kelelawar buah Pteropus, memiliki penyebaran yang luas di Asia, tetapi tidak ada kasus manusia di setiap negara yang dikunjungi oleh kelelawar ini," kata mereka, menambahkan.
Para ilmuwan dari CDC Atlanta mengatakan bahwa 'berdasarkan pengamatan ini, risiko penyebaran pandemi virus Nipah rendah'.
Virus Nipah yang mematikan telah terdaftar dalam kategori 'C' dari kemungkinan agen bioterorisme.
Kategori C dari Daftar Agen Bioterorisme AS berisi patogen mematikan yang muncul yang dapat menyebabkan kepanikan massal.
Baca Juga: Tidak Boleh Makan Pepaya! Berikut 6 Kondisi Kesehatan yang Harus Diperhatikan
Selanjutnya, penyakit di masa depan karena 'potensi tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi serta dampak kesehatan yang besar'.*** (Rahmi Nurfajriani/Pikiran-Rakyat.com)