Dosen dari China Dipukuli di Inggris Saat sedang Jogging hingga Diteriaki ‘Virus China, Keluar!’

- 4 Maret 2021, 11:13 WIB
Ilustrasi kekerasan menimpa seorang pria beretnis Tionghoa di Inggris.
Ilustrasi kekerasan menimpa seorang pria beretnis Tionghoa di Inggris. /Pixabay

PR BEKASI – Pria dari etnis Tionghoa yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Southampton, Inggris dipukuli dengan brutal di negara itu.

Kejadian rasisme yang menimpa dosen itu memperbaharui kekhawatiran akan kekerasan rasisme anti-Asia di negara itu di tengah pandemi Covid-19.

Peng Wang, mengajar manajemen keuangan di University of Southampton, diserang di siang hari bolong oleh empat pria kulit putih berusia antara 20 dan 25 saat ia sedang joging tak jauh dari rumahnya pada Selasa, 23 Februari 2021 lalu.

"Beberapa orang gila itu meneriaki saya dari mobil mereka di seberang jalan," kata dosen berusia 37 tahun itu seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari SCMP, Kamis 4 Maret 2021.

Baca Juga: Kematian Lansia di Hong Kong Tak Terkait Langsung Vaksin Sinovac, Komite Tetap Lanjutkan Vaksinasi 

Baca Juga: Kenang Pribadi Rina Gunawan Semasa Hidup, Tommy Kurniawan: Sosok yang Baik, Ramah, dan Menyenangkan

Baca Juga: Minta Maaf Usai Pamerkan Mobil Plat Merah Milik Suami, Pelaku: Itu Plat Bodong

"Mereka mengatakan 'Virus China', keluar [dari] negara ini, f *** you," ucap para pelaku penyerangan.

Wang mengatakan dia membalas dan berteriak balik pada orang-orang itu. Para pelaku penyerangan pergi tapi kemudian berputar balik dan menyerangnya.

Serangan itu membuat hidungnya berdarah dan memar di wajah dan lengannya.

Orang-orang yang berada di lokasi kejadian segera memanggil ambulans dan menghubungi polisi.

Seorang tersangka berusia 21 tahun ditangkap dan kemudian dibebaskan sementara penyelidikan berlanjut.

Baca Juga: 2 Kasus Pertama Covid-19 B117-UK di Karawang Sembuh, Satgas: Masyarakat Diharap Tidak Panik 

Insiden tersebut telah menguatkan ketakutan dalam komunitas Tionghoa setempat bahwa kejahatan rasial terkait Covid-19 terhadap orang-orang keturunan Tionghoa sedang meningkat di Inggris.

Pada Maret tahun lalu, tak lama setelah Covid-19 tiba di Inggris, mahasiswa Singapura Jonathan Mok diserang di Oxford Street London.

Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun telah dijatuhi hukuman 18 bulan layanan rehabilitasi atas serangan bermotif rasial.

Laporan kejahatan ras terhadap orang-orang Asia Timur yang muncul di Inggris telah melonjak dalam setahun terakhir.

Baca Juga: Akui Bungkam Tokoh Utama Buzzer hingga Perpres Miras Dicabut, Natalius Pigai: Cara Berpikir Saya Lebih Brilian 

Antara Januari dan Juni 2020, ada 457 laporan polisi tentang kejahatan bermotif rasial terhadap orang-orang yang mengaku sebagai orang Tionghoa.

“Ini jelas semakin buruk, sejak Brexit dan kemudian dengan pandemi dan orang-orang menjadi tidak toleran dan marah,” kata Wang, yang berasal dari Tianjin di China, dan pindah ke Southampton pada tahun 2014 setelah menyelesaikan gelar doktor di Finlandia.

“Ketika saya pertama kali datang ke Inggris, saya akan pergi jogging di malam hari dan tidak khawatir tentang hal-hal ini,” katanya.

Untuk mendukung dosen tersebut, aktivis dari Southampton Stand Up to Racism campaign dan Chinese Association of Southampton mengadakan pertemuan solidaritas online pada Senin, 1 Maret 2021 malam yang dihadiri oleh sekitar 300 orang.

Kelompok komunitas juga dilatih untuk menawarkan dukungan dan nasihat bagi para korban China terkait serangan Covid-19.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x