Pejabat itu mengatakan bahwa polisi menyeberang karena takut akan penganiayaan karena mereka tidak mematuhi perintah dari junta militer.
Baca Juga: Sindir Moeldoko yang Terpilih Jadi Ketum Demokrat versi KLB, Said Didu: Izinkan Saya Tertawa
"Mereka tidak ingin menerima perintah melawan gerakan demonstran anti kudeta," katanya, merujuk pada agitasi di Myanmar yang menyerukan pembalikan kudeta Senin, 1 Februari dan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Dari 19 polisi tiga polisi Myanmar melewati perbatasan dekat kota Vanlaiphai Utara di distrik Serchhip pada Rabu, 3 Februari 2021 sore dan pihak berwenang di sana sedang memeriksa kesehatan mereka, kata seorang pejabat polisi lainnya.
"Apa yang mereka katakan adalah mereka mendapat instruksi dari penguasa militer yang tidak dapat mereka patuhi, jadi mereka melarikan diri," kata pengawas polisi Serchhip Stephen Lalrinawma.
"Mereka mencari perlindungan karena aturan militer di Myanmar," tambahnya.
India berbagi perbatasan darat 1.600 km dengan Myanmar, tempat lebih dari 50 orang tewas selama protes menentang kudeta.
Junta menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis, dan menahan pemimpinnya, Suu Kyi, setelah mempermasalahkan kemenangan telak partainya pada November.
Baca Juga: Transgender Taiwan Terancam Terjerat Hukum, Usai Kejutkan Publik Tentang Kabar Kehamilannnya
India sudah menjadi rumah bagi ribuan pengungsi dari Myanmar, termasuk orang-orang etnis Chin dan Rohingya yang melarikan diri dari negara Asia Tenggara itu selama kekerasan sebelumnya.