Dunia Dibohongi Siswi Prancis Soal Karikatur Nabi Muhammad Samuel Paty, Gejolak Islamofobia Terlanjur Terjadi

- 10 Maret 2021, 09:34 WIB
Warga Prancis berkumpul di lapangan "Place de la Republique" di Paris, Prancis untuk memberikan penghormatan kepada Samuel Paty, seorang guru yang dibunuh dengan dipenggal di pinggiran Paris.
Warga Prancis berkumpul di lapangan "Place de la Republique" di Paris, Prancis untuk memberikan penghormatan kepada Samuel Paty, seorang guru yang dibunuh dengan dipenggal di pinggiran Paris. /REUTERS

PR BEKASI - Publik mungkin masih ingat dengan peristiwa kelam di Prancis pada Oktober 2020 lalu saat terkuak kasus pembunuhan guru sejarah bernama Samuel Paty yang dibunuh dengan kejam.

Terbunuhnya Samuel Paty dengan cara dipenggal berawal dari pengakuan seorang siswi yang mengaku gurunya tersebut telah menampilkan karikatur Nabi Muhammad.

Karena pengakuan tersebut, ayah dari siswi tersebut marah dan membuat sebuah video yang kemudian viral di media sosial hingga tragisnya Samuel Paty tewas di tangan Abdullakh Anzorov.

Namun, dalam fakta terbaru yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian, siswi tersebut ternyata berbohong dan mengarang bahwa Samuel Paty telah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di dalam kelas.

Baca Juga: Tanggapi Kasus Korupsi Rumah DP 0 Rupiah, Yunarto Wijaya Sentil Anies Baswedan: What Else?

Baca Juga: Aprilia Manganang Bukan Atlet Pertama, Karnah Sukarta Berubah Jadi Laki-Laki Usai Bermimpi, Simak Kisahnya

Baca Juga: Moeldoko Kembali Masuk Kantor Usai Terpilih di KLB, Berikan Intruksikan Eksekusi Sengketa dan Konflik 

Gejolak Islamfobia atau kebencian, ketakutan, dan diskriminasi yang diterima umat Muslim di Prancis terlanjur terjadi terlebih setelah Presiden Emmanuel Macron ikut bersuara.

Pernyataan Emmanuel Macron yang memicu Islamofobia salah satunya diperkuat dengan tewasnya Samuel Paty oleh Abdullahkh Anzorov. Dampaknya, umat Islam di seluruh dunia mengecam Macron dan Prancis.

Kronologi tewasnya Samuel Paty bermula dari keterangan seorang siswi yang berbohong perihal guru sejarahnya tersebut menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW di dalam kelas.

Siswi tersebut awalnya ingin mencegah ayahnya mengetahui bahwa dia telah diskors karena berulang kali tidak hadir di sekolah.

Baca Juga: Jokowi Terima Kedatangan Amien Rais, Fahri Hamzah: Trend Presiden Jumpa 'Figur Oposisi' Harus Didukung

Siswi tersebut yang tidak diungkapkan namanya tersebut ternyata cuma mengarang cerita.

Gadis itu mengarang dengan mengatakan Samuel Paty telah menginstruksikan siswa Muslim untuk meninggalkan kelas sehingga dia bisa menunjukkan "foto Nabi telanjang".

Pengacara gadis itu mengungkapkan bahwa kliennya telah mengonfirmasi bahwa dia tidak benar-benar menghadiri kelas dan sedang sakit pada saat itu.

"Dia berbohong karena merasa terjebak karena teman-teman sekelasnya memintanya menjadi juru bicara," kata pengacara Mbeko Tabula.

Dalam catatan laporan sekolah, sisiwi itu dilaporkan memiliki riwayat masalah perilaku dan kemudian membuat klaim bahwa gurunya menyebarkan karikatur Nabi kepada ayahnya.

Baca Juga: Rayakan Hari Jadi, Menpan RB dan Gubernur Jabar Akan Resmikan MPP Kota Bekasi

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Kembali Izinkan Jemaah Dalam Negeri untuk Melaksanakan Ibadah Umrah 

Ayahnya, Brahim Chnina, seorang muslim keturunan Maroko kemudian marah dan lantas membagikan ulang cerita sang anak lewat video di Facebook.

Dalam video itu, Brahim Chnina mencela Samuel Paty dan meminta untuk dipecat dari sekolah menengah di Conflans-Sainte-Honorine.

Ayah siswi itu kemudian mengadu ke sekolah dan polisi setempat dengan menuduh Samuel Paty telah bersalah karena "menyebarkan gambar porno" dan memicu tuduhan Islamofobia di sekolah.

Video yang beredar luas itu kemudian memancing kemarahan di media sosial, termasuk ancaman pembunuhan terhadap Paty.

Benar saja, 10 hari setelah kebohongan siswi itu, gurunya Samuel Paty ditemukan tewas dengan cara dipenggal oleh pria asal Chechnya bernama Abdullakh Anzorov. Pelaku kemudian tewas ditembak polisi.

Baca Juga: Soroti Kasus Laskar FPI Amien Rais Sebut Neraka Jahanam Depan Jokowi, Refly Harun: Ini Tergantung Geng Solo 

Dalam peristiwa tersebut, sang siswi telah dituduh menyebarkan fitnah dan sang ayah Chinina serta seorang ustaz dituduh terlibat dalam pembunuhan itu.

Tidak terima dengan kebohongan tersebut, pengacara keluarga Paty marah usai gadis itu terbukti berbohong.

"Segala sesuatu dalam penyelidikan menunjukkan gadis itu awal bahwa dia berbohong," kata pengacara Paty, Virginie Le Roy pada Selasa, 9 Maret 2021.

Kematian Paty telah memicu gejolak diskriminasi antarumat beragama hingga beberapa kali terjadi peristiwa pengeboman.

Ucapan Presiden Emmanuel Macron yang membela kartun Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan berekspresi telah memicu protes massal dan pemboikotan produk Prancis di banyak negara mayoritas Muslim.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Rumor 'Seorang Jendral Tapi Tidak Punya Etika’ Moeldoko Adalah Kader Partai Hanura 

Perancis memiliki sejarah kelam terkait karikatur Nabi Muhammad saat Kantor Charlie Hebdo, majalah yang menerbitkan kartun Nabi menjadi sasaran serangan pada tahun 2015 dan menyebabkan 15 orang tewas.

Selain itu, setelah komentar Macron tentang pembunuhan Paty, tiga orang tewas dalam serangan teroris di sebuah gereja Katolik di Nice pada 29 Oktober 2020.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah