Sambil menahan air mata, Khan ingat bagaimana dia tidak diakui oleh keluarganya pada usia 13 tahun dan dipaksa mengemis.
Pada usia 17 tahun, ia bergabung dengan kelompok transgender, ia kerap menari di pesta pernikahan dan acara lainnya, tetapi berhenti untuk kembali terhubung dengan agamanya.
Setelah ia memiliki mimpi untuk melakukan sesuatu untuk komunitas tersebut.
Baca Juga: Jasa Marga akan Menutup Sebagian Ruas Tol Jakarta-Cikampek hingga Jumat 26 Maret 2021
Khan diketahui belajar Alquran di rumah dan bersekolah di sekolah agama, sebelum akhirnya membuka madrasah dua kamar pada bulan Oktober.
"Saya mengajar Alquran untuk menyenangkan Tuhan, demi hidup saya di dunia dan di akhirat," kata Khan.
Ia pun menjelaskan bagaimana madrasah menawarkan tempat bagi orang-orang transgender untuk beribadah, belajar tentang Islam dan bertaubat atas tindakan masa lalu.
Khan menuturkan bahwa madrasah Transgender tersebut belum menerima bantuan dari pemerintah meski beberapa pejabat berjanji akan membantu para siswanya mendapatkan pekerjaan.
Bersama dengan sejumlah sumbangan, Rani Khan mengajari siswanya cara menjahit dan menyulam, dengan harapan dapat mengumpulkan dana untuk sekolah dengan menjual pakaian.
Baca Juga: Warganet Kecam Komentar ‘Tak Simpati’ Deddy Corbuzier dan Luna Maya kepada Danella Ilene di INTM