Kebakaran Besar 'Sapu' Kamp Pengungsian di Bangladesh, Banyak Pengungsi asal Rohingya Tewas

- 24 Maret 2021, 16:45 WIB
Asap mengepul di lokasi kamp pengungsi Rohingya tempat kebakaran terjadi di Cox's Bazaar, Bangladesh, Senin, 22 Maret 2021.
Asap mengepul di lokasi kamp pengungsi Rohingya tempat kebakaran terjadi di Cox's Bazaar, Bangladesh, Senin, 22 Maret 2021. /Reuters

PR BEKASI - Kebakaran besar menyapu kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh selatan pada Senin, 22 Maret 2021.

Kebakaran itu menghancurkan ribuan tenda dan menewaskan beberapa orang, kata pejabat dan saksi mata dalam peristiwa kebakaran terburuk yang melanda pemukiman dalam beberapa tahun terakhir di negara itu.

Video dan foto menunjukkan kobaran api membakar kamp Balukhali di Cox's Bazar. Asap hitam mengepul di atas gubuk dan tenda yang terbakar ketika orang-orang bergegas untuk mendapatkan kembali harta benda mereka.

Juru Bicara Pengungsi PBB, Louise Donovan, menuturkan saat pihak berwenang bergegas datang ke lokasi kejadian.

Baca Juga: Hindari Penyensoran, Karakter Attack on Titans Diedit Pakai Sarung dan Kain Batik

Baca Juga: Geram Lantaran Dirinya Diisukan Telah Meninggal Dunia, Irwansyah: Makin Gak Jelas Nih Berita!

Baca Juga: 5 Tips Jamin Pengajuan KPR agar Pasti Diterima Bank, Penuhi Syarat dan Ketentuannya 

“Petugas pemadam kebakaran, tim penyelamat, dan relawan dengan cepat mendatangi tempat kejadian,” kata Louise Donovan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Rabu, 24 Maret 2021.

“Mereka mencoba mengendalikan api dan mencegahnya menyebar lebih jauh," sambungnya.

Mohammed Shamsud Douza, wakil pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi, mengatakan pihak berwenang berusaha mengendalikan kobaran api.

Pengungsi Rohingya di kamp-kamp tersebut mengatakan banyak rumah yang terbakar dan beberapa orang tewas, tetapi baik pihak berwenang maupun UNHCR tidak dapat memastikan jumlah kematian. Penyebab kebakaran sampai saat ini belum diketahui.

Lebih dari satu juta Rohingya tinggal di kamp-kamp di Bangladesh Selatan.

Baca Juga: Disebut Cemburu dengan Lawan Main Amanda Manopo, Raffi Ahmad Bongkar Wanita yang Jalan dengan Billy Syahputra 

Mereka melarikan diri dari Myanmar pada 2017 dari tindakan keras yang dipimpin militer yang menurut penyelidik PBB dilakukan dengan "niat genosida" meski tuduhan itu dibantah Myanmar.

Zaifur Hussein, seorang pengungsi berusia 50 tahun yang lolos dari kebakaran tetapi kehilangan tenda, mengatakan dia yakin puluhan orang mungkin telah terbunuh dan pagar di sekitar kamp membuat sulit untuk melarikan diri.

“Ketika kami di Myanmar kami menghadapi banyak masalah, mereka menghancurkan segalanya,” kata Zaifur.

“Sekarang itu terjadi lagi,” sambungnya.

Seorang pemimpin Rohingya di Cox's Bazar, sebidang tanah yang berbatasan dengan Myanmar di tenggara Bangladesh, mengatakan dia melihat beberapa mayat.

Baca Juga: Habib Reza: Mereka yang Paksa Habib Rizieq Akan Saya Paksa Juga di Hari Kiamat Masuk Neraka 

"Ribuan tenda terbakar habis," kata Mohammed Nowkhim kepada Reuters.

Api besar lainnya pernah membakar kamp pada bulan Januari, menghancurkan tenda tetapi tidak menimbulkan korban.

Risiko kebakaran di kamp-kamp berpenduduk padat terbilang tinggi, dan kebakaran pada Senin adalah yang terbesar, kata Onno Van Manen, Direktur Save the Children di Bangladesh.

“Ini merupakan pukulan telak bagi pengungsi Rohingya yang tinggal di sini. Beberapa hari yang lalu kami kehilangan salah satu fasilitas kesehatan kami dalam kebakaran lain,” katanya.

UNHCR mengatakan mitra kemanusiaan telah memobilisasi ratusan sukarelawan dari kamp terdekat untuk operasi dukungan serta kendaraan dan peralatan keselamatan itu terbakar dalam peristiwa kebakaran sebelumnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Asia One


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah