PR BEKASI – Angkatan udara Filipina telah melakukan patroli udara setiap hari di atas kapal penangkap ikan China yang ditambatkan di dekat terumbu karang yang disengketakan di perairan Laut Natuna Utara.
Hal tersebut dikatakan oleh kepala pertahanan negara itu, saat dia mengulangi seruan ke Beijing untuk penarikan mereka dari daerah tersebut.
Perselisihan diplomatik dimulai awal bulan ini ketika sekitar 220 kapal China pertama kali terlihat di Whitsun Reef yang berbentuk bumerang, sebelah barat Pulau Palawan.
Filipina memerintahkan China untuk menarik kembali kapal-kapal itu, menggambarkan kehadiran mereka sebagai serangan ke wilayah kedaulatannya.
Baca Juga: Seniman Argentina Ciptakan Karya Seni dari Limbah Pandemi Covid-19, Termasuk dari Jarum Suntik
Baca Juga: Kilang Minyak Balongan di Indramayu Terbakar, Dirut Pertamina: Jangan Panic Buying
Baca Juga: Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri Tak Sadar Ada Bom di Tasnya, Teddy Gusnaidi: Mereka Dijebak
Tetapi China, yang mengklaim hampir seluruh perairan Laut Natuna Utara, mengatakan armada itu terdiri dari kapal penangkap ikan yang berlindung dari cuaca buruk.
Kementerian Luar Negeri Filipina telah mengajukan protes diplomatik, sementara beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Australia telah menyatakan keprihatinan atas ketegangan baru di kawasan itu.