Baca Juga: Miris! Hutan Sakral Suku Baduy Dirusak, 5 Penambang Liar Jadi Dalangnya
Namun tidak ada bukti ilmiah yang pasti untuk membuktikan klaim tersebut.
Dilansir dari Royal College of Midwives menyarankan itu bisa berbahaya.
"Meskipun banyak manfaat yang diklaim dari placentophagy tetapi tidak jelas apakah konsumsi itu menguntungkan atau tidak,” demikian isi situs web itu.
Baca Juga: Kabar Gembira! Pemegang KIP Kuliah Bakal Memperoleh Bantuan Hingga Rp12 Juta per Semester, Simak Penjelasannya
"Plasenta tidak steril dan unsur-unsur seperti selenium, kadmium, merkuri dan timbal, bersama dengan bakteri, telah diidentifikasi dalam jaringan ari-ari selama masa kehamilan," lanjutnya.
Tapi Carim bukanlah orang pertama yang mencoba membuat organ kehamilannya menjadi makanan yang enak.
Seorang ibu baru, Ketrina Hill, 27, mengubah plasenta dari kedua anaknya menjadi burrito dan cabai.
Baca Juga: Sudah Lewat 72 Jam Prediksi Cadangan Oksigen KRI Nanggala-402 Habis, Pencarian Difokuskan di Celukan Bawang
Setelah membekukannya, dia pikir dia akan membumbui sedikit, memotong-motong plasenta beku dan memasaknya perlahan.
"Dengan ari-ari si sulung, saya mengolahnya dengan cabai dan mencampurkannya dengan daging cincang,” ujar Ketrina.
"Dengan yang kedua, saya memasaknya perlahan dengan daging sapi dan membuat burrito,” sambungnya.***