Kekerasan telah meningkat sejak kudeta terjadi, dengan ratusan dilaporkan dibunuh oleh pasukan keamanan, mencoba untuk memadamkan protes pro-demokrasi di kota-kota dan pedesaan.
Milisi etnis juga mendukung oposisi terhadap junta, dan militer memerangi kelompok-kelompok ini di pinggiran Myanmar sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Selasa, 4 Mei 2021.
Pada hari Senin, Tentara Kemerdekaan Kachin, sebuah kelompok pemberontak etnis, mengatakan telah menembak jatuh sebuah helikopter militer saat pertempuran di wilayah perbatasan utara dan timur negara itu meningkat.
Media domestik juga melaporkan bahwa seorang administrator lokal yang ditunjuk junta telah ditikam hingga tewas di kota utama, Yangon.
Baca Juga: Resep Fu Yung Hai, Hanya Bermodal Telur dan Sayuran, Mudah Dibuat dan Cocok untuk Sahur atau Berbuka
Polisi dan militer tidak menanggapi permintaan komentar.
Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 766 warga sipil sejak kudeta.
Junta membantah angka tersebut dan mengatakan setidaknya 24 anggota pasukan keamanan telah tewas selama protes.
Suu Kyi telah ditahan sejak kudeta bersama dengan banyak anggota partainya. AAPP mengatakan lebih dari 3.600 orang saat ini ditahan karena menentang militer.***