Penelitian ini direplikasi dalam skala yang lebih besar dengan 40 telur rebus dan diterbitkan dalam edisi jurnal selanjutnya.
Baca Juga: 18 Juta Orang di Indonesia Akan Tetap Nekat Mudik Meskipun Dilarang, Kok Bisa?
Makalah itu menyatakan bahwa para siswa telah menggunakan "kesadaran super-psikologis" untuk 'menghidupkan kembali' telur-telur itu.
Studi tersebut menyebabkan kecaman dari masyarakat China yang menyebabkan kepala sekolah meminta maaf dan mengundurkan diri dari jabatannya.
Investigasi awal menunjukkan bahwa jurnal Pictorial Geography telah mengambil sejumlah uang untuk menerbitkan artikel itu, lapor Newsweek.
Dikutip dari Asia One, Skandal itu telah memperbarui kekhawatiran tentang industri penerbitan akademis nirlaba China yang samar, di mana beberapa jurnal penelitian dapat melewati proses peninjauan yang biasa tanpa kendala dengan imbalan pembayaran.
Majalah Banyuetan memberitakan bahwa Pictorial Geography telah menerbitkan 52 jurnal pada tahun 2020.
Dengan sekitar 300 artikel di setiap terbitan, berarti telah menerbitkan 15.000 makalah dalam satu tahun.
Laporan tersebut mengutip seorang pelaku dalam industry tersebut yang tidak disebutkan namanya yang mengakui bahwa sejumlah besar makalah seharusnya tidak mungkin diterbitkan oleh jurnal akademis.