Pemukim Yahudi Ambil Alih Rumah Warga Palestina, Eropa Desak Israel Hentikan pembangunan Pemukiman Ilegal

- 7 Mei 2021, 16:02 WIB
Eropa desak Israel hentikan pembangunan pemukiman ilegal lantaran pemukim Yahudi ambil alih rumah warga Palestina.
Eropa desak Israel hentikan pembangunan pemukiman ilegal lantaran pemukim Yahudi ambil alih rumah warga Palestina. /Twitter/@m7mdkurd

PR BEKASI – Sejumlah negara Eropa mendesak otoritas Israel untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi ilegal di Tepi Barat yang diduduki.

Pernyataan bersama yang dibuat oleh Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris tersebut dikeluarkan pada Kamis, 6 Mei 2021.

Pernyataan bersama tersebut dikeluarkan ketika ketegangan meningkat di Yerusalem Timur yang diduduki menjelang persidangan keluarga Palestina yang secara paksa mengungsi dari Sheikh Jarrah.

Diketahui, rumah mereka diambil alih oleh pemukim Yahudi setelah mendapat persetujuan dari pengadilan Israel.

Baca Juga: Lirik Lagu Coldplay Higher Power yang Baru Dirilis Hari Ini Jumat, 7 Mei 2021

“Kami mendesak pemerintah Israel untuk membatalkan keputusannya untuk memulai pembangunan 540 unit pemukiman di daerah Har Homa E di Tepi Barat yang diduduki,” kata mereka, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera.

“Kami juga meminta Israel menghentikan kebijakan perluasan pemukiman di seluruh Wilayah Pendudukan Palestina,” kata mereka, menambahkan.

Bila pembangunan pemukiman Yahudi illegal tersebut terus dilanjutkan, negara Eropa memprediksi perdamaian antara Israel dan Palestina akan semakin sulit dicapai.

Selain itu, pembentukan negara Palestina yang merdeka sepenuhnya juga akan terhambat karena mayoritas wilayahnya sudah diduduki oleh Israel.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 7 Mei 2021: Elsa Sanggah Tuduhan Keji pada Andin, Reyna Beri Hadiah ke Aldebaran

“Jika diterapkan, keputusan untuk memajukan permukiman di Har Homa, antara Yerusalem Timur dan Betlehem, akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada prospek Negara Palestina yang layak,” katanya.

Yerusalem, yang berisi situs-situs suci bagi agama Yahudi, Islam, dan Kristen berada di jantung konflik Israel-Palestina.

Israel merebut Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza dari tangan Palestina dalam perang tahun 1967.

Otoritas Palestina memandang Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan, dan sebagian besar komunitas internasional menganggap permukiman yang dibangun Israel di sana dan di seluruh Tepi Barat yang diduduki sebagai ilegal.

Baca Juga: Ulama Berbeda Pendapat Soal Masuk Gereja, Ketua MUI: Ada Haram, Makruh, atau Boleh

Pencaplokan Israel atas Yerusalem Timur yang diduduki juga tidak diakui oleh mayoritas pemimpin dunia.

Warga Palestina telah lama menunjuk pada serangkaian kebijakan yang disetujui negara yang dirancang untuk memperluas kehadiran Israel-Yahudi di kota dengan mengorbankan penduduk Palestina.

Hal tersebut mereka lakukan mulai dari pembongkaran rumah, pelecehan polisi setiap hari, dan perluasan pemukiman yang merugikan Palestina.

Di Sheikh Jarrah, pemukim Israel dan polisi perbatasan kembali menyerang warga Palestina di lingkungan itu.

Baca Juga: Tanggapi Aksi Pekerja Turun ke Jalan Tol, Kakorlantas: Tak Ada Penyekatan Halau Pekerja

Pada Kamis malam, daerah itu ditutup ketika anggota parlemen sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir mendirikan kantor di luar salah satu rumah Palestina yang diambil alih oleh pemukim Israel.

“Saya datang ke sini karena anak-anak dan wanita diserang setiap malam,” menurut pengakuan politisi Israel tersebut.

Setelah dia berbicara, pemukim Israel mengejek dan memprovokasi orang-orang Palestina, yang berbuka puasa Ramadhan.

Bentrokan pun terjadi antara kedua pihak dan polisi Israel menangkap sedikitnya 15 warga Palestina.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah TNI AD Kerahkan Tank Baja untuk Penyekatan Kendaraan dalam Larangan Mudik?

Sebuah mobil dilaporkan terbakar di dekat sebuah rumah yang diambil alih oleh para pemukim di jalan belakang dekat lokasi penggusuran yang dikonfirmasi oleh pihak kepolisian milik orang Israel.

Video kemudian menunjukkan seorang pemukim Israel menembakkan senjatanya dari balik dinding.

Di antara kerumunan pemuda Palestina yang berkumpul di dekatnya, Mohammed Abu Sneineh (17) mengatakan dia tidak tahu siapa yang membakar kendaraan itu, tetapi dia ingin para pemukim pergi.

“Kenapa mereka datang, tanah ini milik kita. Mengapa mereka ingin mengusir kita darinya?,” katanya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah