PR BEKASI - Organisasi masyarakat sipil Palestina mengecam komentar yang dibuat oleh seorang tokoh senior di UNRWA tentang pemboman 11 hari Israel di Jalur Gaza yang terkepung sebagai menyesatkan dan berbahaya.
Matthias Schmale selaku direktur operasi Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza, mengatakan kepada Saluran 12 Israel bahwa serangan militer Israel di Gaza tampaknya dilakukan dengan kecanggihan dan presisi.
"Saya mendapat kesan ada kecanggihan besar dalam cara militer Israel menyerang selama 11 hari," kata Schmale, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Al Jazeera pada Jumat, 28 Mei 2021.
“Ya, mereka tidak mengenai sasaran, dengan beberapa pengecualian, sasaran sipil, tetapi kekejaman, keganasan serangan itu sangat terasa," ucapnya.
Baca Juga: Tewas saat Bentrokan, Pria Yahudi Israel Ini Donorkan Ginjal untuk Wanita Palestina
“Lebih dari 60 anak tewas, 19 di antaranya bersekolah di UNRWA. Jadi saya pikir ketepatannya ada, tetapi ada korban jiwa yang tak dapat diterima dan tak tertahankan di pihak sipil,” ujarnya, menambahkan.
Dalam sebuah pernyataan, Jaringan LSM Palestina (PNGO) dan Dewan Organisasi Hak Asasi Manusia Palestina (PHROC) mengatakan bahwa komentar Schmale sepenuhnya mengabaikan kejahatan yang dilakukan selama serangan Israel terbaru terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
“Sangat disayangkan bahwa Tuan Schmale, yang mengepalai salah satu organisasi internasional terpenting yang bertanggung jawab untuk melindungi dan mengadvokasi hak-hak pengungsi Palestina di Gaza memberikan pernyataan yang secara tidak langsung memuji ketepatan dan kecanggihan tentara Israel, padahal Israel sebenarnya terus-menerus melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap rakyat Palestina,” kata pernyataan itu.
"Alih-alih menelepon untuk mengatasi akar penyebab di balik konflik, Tuan Schmale tampaknya membela tindakan militer Israel," ucapnya.
Baca Juga: Pengakuan Pilot Israel Soal Pengeboman Bangunan Palestina: Kami Hanya Melampiaskan Rasa Frustasi
Dalam pernyataan tersebut mengatakan bahwa komentar Schmale memberikan perlindungan dan legitimasi atas pelanggaran serius yang dilakukan oleh pasukan Israel.
Padahal dalam satu kasus otoritas kesehatan Gaza mengatakan bahwa, setidaknya 42 warga Palestina terbunuh, termasuk empat warga yang rumah mereka di bom di Jalan al-Wehda di Kota Gaza.
Selain itu, jalan menuju Rumah Sakit al-Shifa juga menjadi sasaran, dengan menghalangi pergerakan ambulans dan kendaraan pertahanan sipil untuk memindahkan warga yang terluka.
Dari pernyataan tersebut menggambarkan bahwa penargetan sistematis Israel terhadap warga sipil, bangunan sipil, dan infrastruktur bukan sebagai keuntungan militer.
Melainkan, untuk secara kolektif menghukum dan meneror penduduk sipil di Jalur Gaza, seperti yang telah dilakukan selama 14 tahun terakhir melalui pemberlakuan blokade ilegal dan kemanusiaan, serta peluncuran tiga perang yang merusak dan mematikan.
Kemudian setelah pernyataan tersebut, Schmale mengeluarkan permintaan maafnya, dan mengatakan bahwa ketepatan dan kecanggihan militer tidak pernah menjadi pembenaran untuk perang.
“Pernyataan baru-baru ini yang saya buat di TV Israel telah menyinggung dan melukai mereka yang anggota keluarga dan teman-temannya terbunuh dan terluka selama perang yang baru saja berakhir,” tulis Schmale melalui akun Twitter-nya.
"Aku benar-benar menyesal telah membuat mereka terluka," ujarnya, menambahkan.
Meskipun demikian, masih ada beberapa dari pengguna media sosial mengkritik permintaan maaf tersebut.***