Hapus Larangan Pergi ke Israel dalam Paspor Barunya, Bangladesh: Kami Tetap Dukung Palestina

- 28 Mei 2021, 08:12 WIB
Menlu Bangladesh, AK Abdul Momen mengatakan soal larangan pergi ke Israel dalam paspor barunya dan mengaku tetap mendukung Palestina.
Menlu Bangladesh, AK Abdul Momen mengatakan soal larangan pergi ke Israel dalam paspor barunya dan mengaku tetap mendukung Palestina. /Blitz


PR BEKASI - Paspor Bangladesh sebelumnya memiliki catatan tertulis di dalamnya yang mengatakan paspor tersebut dapat diterima untuk perjalanan ke semua negara di dunia kecuali Israel.

Sejumlah negara, termasuk Pakistan dan Malaysia memiliki batasan serupa untuk bepergian ke Israel di paspor mereka.

Namun beberapa bulan lalu, Bangladesh menghapus larangan bepergian ke Israel dari paspor elektronik baru.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Bangladesh AK Abdul Momen pada Minggu, 23 Mei 2021 mengatakan larangan tersebut telah ditarik dari paspor untuk kemudahan administrasi.

Baca Juga: Pemimpin Junta Myanmar Ragukan Kembalinya Muslim Rohingya yang Melarikan diri ke Bangladesh

“Ini tidak ada hubungannya dengan kebijakan luar negeri Bangladesh, Momen menegaskan, seraya menambahkan bahwa keputusan itu diambil enam bulan lalu,” katanya, diktuip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Dawn pada Jumat, 28 Mei 2021.

Dirinya menambahkan, hal tersebut tidak merubah sedikitpun dukungan untuk kemerdekaan warga Palestina.

“Langkah ini tidak akan mempengaruhi posisi kami. Kami adalah pendukung kuat Palestina,”katanya.

Imtiaz Ahmed, seorang profesor Hubungan Internasional di Universitas Dhaka mengatakan bahwa waktu pengungkapan perkembangan ini merupakan faktor utama yang menyebabkan kebingungan di antara warga negara tersebut.

Baca Juga: Kamp Pengungsian Rohingya di Bangladesh Memprihatinkan Usai Terbakar, PBB Kucurkan Dana Darurat 200 Miliar

“Beberapa negara Muslim menjalin hubungan dengan Israel, jadi saya tidak berpikir bahwa menarik dua kata dari paspor akan mengguncang posisi moral lama Bangladesh dalam konflik Israel-Palestina,” katanya.

Dia mencatat bahwa tidak ada kedutaan besar Israel di Bangladesh dan tidak ada perdagangan bilateral antar kedua negara.

Di sisi lain, dirinya menambahkan otoritas Bangladesh telah mengizinkan Kedutaan Besar Palestina di Dhaka selama bertahun-tahun.

Akademisi tersebut mengatakan Bangladesh telah mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina dengan penentangan kuat terhadap pemukiman ilegal Israel di wilayah Palestina.

Baca Juga: Kebakaran Besar 'Sapu' Kamp Pengungsian di Bangladesh, Banyak Pengungsi asal Rohingya Tewas

“Saya berharap bahwa Bangladesh tidak akan pernah mengubah pandangan politiknya saat ini,” katanya.

Arifur Rahman Tuhin, seorang jurnalis dan juru kampanye pro-Palestina, mengatakan bahwa pendiri Bangladesh Sheikh Mujibur Rahman telah mengambil sikap pro-Palestina yang kuat yang diikuti oleh semua penguasa berturut-turut.

“Tapi keputusan mendadak yang datang pada saat Bangladesh menandai ulang tahun emasnya kemerdekaan dan peringatan 100 tahun kelahiran Rahman tidak dapat diterima,” katanya.

Dia, bagaimanapun, memuji pemerintah Bangladesh karena mengutuk serangan Israel baru-baru ini terhadap Palestina.

Dirinya berharap bahwa negara itu akan melanjutkan penentangannya terhadap agresi Israel demi kepentingan kemanusiaan dan keadilan yang lebih besar.

Sejak negara mayoritas Muslim Asia Selatan itu berdiri pada tahun 1971, negara itu secara terbuka menegaskan posisinya yang mendukung Palestina dan melawan penindasan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Dawn


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah