Studi AS Ungkap Sektor Kelapa Sawit di Indonesia Termasuk Penggerak Pembalakan Liar

- 28 Mei 2021, 10:59 WIB
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. Studi AS menyebutkan bahwa sektor kelapa sawit di Indonesia termasuk pendorong utama deforestasi ilegal oleh pembalakan liar.
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. Studi AS menyebutkan bahwa sektor kelapa sawit di Indonesia termasuk pendorong utama deforestasi ilegal oleh pembalakan liar. /Dok. Humas Setkab

Baca Juga: Studi: Jumlah Sperma dan Ukuran Mr.P ‘Menyusut’ karena Pencemaran Lingkungan, Mungkin 'Habis' di 2045

Selain itu, 93 persen pembukaan hutan untuk perkebunan kakao dan 81 persen untuk daging sapi juga ilegal.

Laporan tersebut mendefinisikan bahwa deforestasi ilegal sebagai penebangan hutan yang melanggar hukum nasional.

Misal, seperti penebang ilegal dan perusahaan yang gagal mendapatkan izin dari pemilik tanah, serta kasus-kasus yang melibatkan penggelapan pajak.

Semenatara itu, para pecinta lingkungan dan beberapa anggota parlemen di AS, UE dan Inggris menyerukan undang-undang yang akan menghentikan barang-barang yang ditanam di lahan ilegal agar tidak terjual di supermarket.

Baca Juga: Studi: Pakai Piama saat WFH atau PJJ Tak Kurangi Tingkat Produktivitas Meski Pengaruhi Kesehatan Mental

Kemudian senator Demokrat Brian Schatz dari Hawaii dan anggota kongres Earl Blumenauer dari Oregon telah mengumumkan rencana rancangan undang-undang yang akan melarang impor komoditas pertanian AS yang diproduksi di lahan yang gundul secara ilegal.

"Saya pikir sebagian besar konsumen AS akan sangat setuju bahwa itu tidak bermoral, ketinggalan zaman, dan tidak masuk akal bahwa produk yang dijual di supermarket dapat ditelusuri kembali ke lahan yang mengalami deforestasi secara ilegal," kata Blumenauer dalam sebuah pernyataan.

Pendekatan tersebut meniru dari Undang-undang Lacey Act tahun 2008 yang kemudian disahkan di AS, tentang melarang impor satwa liar, tanaman dan kayu yang diperdagangkan ilegal.

Diketahui Inggris juga berencana untuk memberlakukan undang-undang yang serupa.

Halaman:

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Asiaone


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah