Temuan Declassified UK: Sepertiga Anggota Kabinet Inggris Didanai Kelompok Pro-Israel, Termasuk Boris Johnson

- 31 Mei 2021, 12:46 WIB
Situs web jurnalisme investigasi, Declassified UK mengungkapkan rahasia besar bahwa sepertiga dari anggota kabinet Inggris, termasuk Perdana Menteri Boris Johnson, diduga telah didanai oleh Israel atau organisasi pro-Israel agar mendukung mereka.
Situs web jurnalisme investigasi, Declassified UK mengungkapkan rahasia besar bahwa sepertiga dari anggota kabinet Inggris, termasuk Perdana Menteri Boris Johnson, diduga telah didanai oleh Israel atau organisasi pro-Israel agar mendukung mereka. /REUTERS

Menurut Declassified UK, Boris Johnson tidak menyatakan perjalanan tersebut dalam daftar kepentingan parlemen sampai empat tahun kemudian, pada tahun 2008.

“Dirinya juga tidak mengungkapkan biaya perjalanan tersebut, yang mungkin merupakan pelanggaran standar parlemen,” katanya.

Mantan kanselir George Osborne, yang juga dalam perjalanan itu, mendaftarkannya dua minggu setelah kembali.

Baca Juga: Ribuan Demonstran Pro-Palestina Berbaris di Inggris, 15 Orang Ditahan 

Pada tahun 2012, CFI menyelenggarakan "bus pertempuran" untuk membawa Johnson berkeliling London utara sebagai bagian dari kampanye pemilihan wali kota London.

Lima menteri lain di kabinetnya yang terdiri dari Alok Sharma, Kwasi Kwarteng, Robert Jenrick, Oliver Dowden, dan Amanda Milling melakukan hal yang sama yakni perjalanan berbayar ke Israel dari 2011 hingga 2016.

Kwasi Kwarteng dan Amanda Milling dikatakan telah mengunjungi Israel setahun setelah mereka pertama kali memasuki parlemen, sedangkan Oliver Dowden mengunjungi Israel sebelum dia menjadi anggota parlemen

Baca Juga: Bukan Menyapu Jalanan, Boris Johnson Tegas Hukum Pelanggar Kesehatan dengan Denda Rp190 Juta  

Dua menteri kabinet lainnya, Michael Gove dan Priti Patel didanai saat mengunjungi Washington DC untuk menghadiri konferensi yang diadakan oleh American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), kelompok utama pro-Israel di AS.

Priti Patel dipecat pada 2017 oleh mantan Perdana Menteri Theresa May karena mengadakan pertemuan rahasia dengan Israel.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x