Band Black Metal Anti Islam Menjamur di Timur Tengah, Terancam Dapat Hukuman Berat Bila Ketahuan

- 10 Juni 2021, 18:13 WIB
Band black metal asal Arab Saudi, Al Namrood yang mengaku membawa gerakan anti-Islam, diketahui saat ini band sejenis itu banyak bermunculan di Timur Tengah. /Metal Injection.
Band black metal asal Arab Saudi, Al Namrood yang mengaku membawa gerakan anti-Islam, diketahui saat ini band sejenis itu banyak bermunculan di Timur Tengah. /Metal Injection. /

PR BEKASI – Kawasan Timur Tengah diketahui sebagai wilayah yang terdiri dari negara Arab yang mayoritas warganya merupakan penganut agama Islam.

Seperti berbagai wilayah lainnya di dunia, wilayah Timur Tengah juga dikenal dengan seni music gambusnya yang cukup populer di dunia.

Namun, saat ini di beberapa negara Timur Tengah muncul berbagai band black metal yang mengaku membawa gerakan anti-Islam.

Baca Juga: Berbahaya, Jerman Resmi Masukkan Kelompok Anti-Islam PEGIDA ke Dalam Daftar Gerakan Ekstremis

Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan kepercayaan masyarakat Arab yang hampir 90 persen menganut agama Islam

Salah satu band black metal yang membawa gerakan anti-Islam tersebut adalah Al Namrood yang berasal dari Arab Saudi.

Diketahui, band yang mempunyai tiga orang personel tersebut dinamai berdasarkan nama Raja Namrud yang dikenal zalim selama menguasai wilayah Babilonia di zaman Nabi Ibrahim.

Baca Juga: Pemerintah Tidak Anti-Islam Meski Bubarkan FPI, PBNU: Masih Banyak Organisasi Islam yang Tetap Jalan

"Nama Al Namrood diambil karena kami ingin dilihat sebagai penentang tuhan. Agama tidak berarti apa-apa bagi kami," kata salah seorang personel Al Namrood, Mephisto, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari OBM.

Musik yang dibawakan oleh Al Namrood biasanya mengenai kepercayaan kuno di tanah Arab sebelum masuknya era Islam seperti konsep terhadap iblis serta kisah Babilonia.

"Musik kami bercerita mengenai iblis, jin, serta manusia setengah dewa. Menyembah mereka merupakan budaya di era paganisme Arab sebelum masuknya Islam," katanya.

Baca Juga: FPI Resmi Jadi Organisasi Terlarang, Muhammadiyah: yang Dilakukan Pemerintah Bukan Anti-Islam

Al Namrood sendiri mengaku melakukan sesi rekaman dan menyebarkan album mereka secara sembunyi-sembunyi.

Hal tersebut dikarenakan Kerajaan Arab Saudi melarang musik Black Metal karena dianggap mempunyai hubungan dengan penyembah setan.

"Musik black metal dilarang oleh hukum Islam Arab Saudi, hukumannya bisa mencapai 100 cambukan atau bahkan dihukum mati jika terbukti bahwa aktivitas musik ini anti-agama," katanya.

Baca Juga: Rusak Al-Quran dan Tulis 'Anti Islam' di Tempat Ibadah, Fadli Zon: Pelaku Vandal Orang Gila Terlatih

Tak hanya Arab Saudi, di Irak juga muncul dua band black metal bernama Janaza dan Seeds of Iblis yang juga mengaku sebagai anti-Islam.

Sama seperti Al Namrood, dua band tersebut juga menyebarkan musik buatan mereka secara sembunyi-sembunyi untuk menjaga keselamatan diri para personelnya.

Selain itu, terdapat juga beberapa nama ban black metal anti-Islam di Bahrain dan Lebanon yang namanya tidak bisa dituliskan karena dapat menimbulkan kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.

Baca Juga: Musala di Tangerang Dicoret-coret Anti-Islam, MUI Naik Pitam dan Minta Diusut Tuntas

Diketahui, sebelumnya gerakan Black Metal anti-agama pun marak beredar di kawasan Skandinavia (Swedia, Norwegia, Denmark).

Berbagai band tersebut mengaku membawa gerakan anti-Kristen yang kemudian meresahkan warga Skandinavia di era 1990-an.

Pada era tersebut, diketahui gerakan black metal yang dipimpin musisi black metal asal Norwegia bernama Varg Vikernes telah membakar 50 gereja di seluruh Norwegia.

Baca Juga: PM Norwegia Didenda karena Adakan Pesta Ultah, Yan Harahap: Andai Diberlakukan di Sini

Selain itu, mereka juga sering terlibat dengan kasus pembunuhan terkait persaingan antar band serta bunuh diri.

Salah satu kasus yang paling terkenal adalah kasus bunuh diri vokalis band Mayhem, Per Yngve Ohlin atau yang dikenal dengan panggilan Dead pada 2001.

Kemudian, disusul kasus pembunuhan terhadap gitaris Mayhem, Euronymous dua tahun setelahnya yang pelakunya tak lain adalah Varg Vikernes.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: OBM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x