Menurut saksi mata, para petugas, beberapa mengenakan perlengkapan anti huru hara, yang lain berpakaian preman, juga menembakkan gas air mata dan menyerang wartawan.
Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Minggu, 27 Juni 2021, tidak dilaporkan secara resmi angka dari orang-orang yang ditangkap ataupun dikabarkan terluka.
Baca Juga: Wilayah Palestina Terancam Hilang, Israel Siap Bangun 31 Pemukiman Ilegal di Tepi Barat
Juru bicara dinas keamanan PA, Talal Dweikat, mengatakan komite yang menyelidiki kematian Banat telah memulai pekerjaannya dan mendesak masyarakat untuk menunggu hasilnya.
Dia sendiri tidak mengomentari kekerasan yang terjadi pada Sabtu lalu.
Serikat wartawan Palestina mengutuk serangan oleh pasukan keamanan terhadap wartawan yang meliput protes.
Baca Juga: Palestina Luluh Lantak Pasca Serangan Israel, Dana Bantuan Rekonstruksi Diblokir Senator Republik AS
"Penargetan jurnalis oleh petugas keamanan adalah perkembangan baru yang serius dalam serangan gencar terhadap kebebasan berekspresi dan media," kata serikat pekerja dalam sebuah pernyataan.
Banat yang berusia 43 tahun, merupakan seorang aktivis sosial yang menuduh PA Abbas melakukan korupsi.
Selain itu, dia juga menuding Mahmoud Abbas melakukan pertukaran vaksin Covid-19 yang berumur pendek dengan Israel bulan ini.