Baca Juga: Pria Ini Ngaku Raja Kerajaan Sunda dan Hancurkan Motor di Bekasi: Negara Ini Sedang Diawasi PBB
Dengan tujuan pembangunan berkelanjutan PBB dari nol kelaparan pada 2030 akan meleset dengan selisih hampir 660 juta orang.
Angka tersebut 30 juta lebih tinggi daripada skenario di mana pandemi tidak terjadi.
"Ketakutan terburuk kami menjadi kenyataan. Membalikkan tingkat kelaparan kronis yang begitu tinggi akan memakan waktu bertahun-tahun jika tidak puluhan tahun," kata Arif Husain selaku kepala ekonom WFP.
Ada peningkatan momentum diplomatik pada tahun ini untuk mengatasi kelaparan dan kekurangan gizi dengan KTT mendatang.
Baca Juga: PBB Desak Segera Bongkar Rasisme Sistemik di Sejumlah Negara
Seperti KTT Sistem Pangan PBB dan KTT Nutrisi untuk Pertumbuhan, tetapi laporan tersebut menekankan bahwa tantangannya sangat besar.
Jumlah orang yang tidak dapat mengakses pangan yang cukup sepanjang tahun naik dari 320 juta menjadi 2.37 miliar pada tahun lalu, dan peningkatan dalam satu tahun sama dengan gabungan lima tahun sebelumnya.
Dari 768 juta orang yang kekurangan gizi, diantaranya 418 juta berada di Asia, 282 juta di Afrika, dan 60 juta di Amerika Latin dan Karibia.
Sedangkan di Afrika, sekitar 21 persen orang kekurangan gizi, dengan lebih dari dua kali lipat dari wilayah lain.