Network
PR BEKASI - Fenomena alam berupa badai matahari telah terjadi pada Rabu, 15 Juli 2021 kemarin malam sekira pukul 23:41 WIB.
Kendati demikian, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) melaporkan bahwa badai matahari kali ini tidak begitu kuat.
Badai matahari kali ini mengakibatkan hembusan angin matahari yang tidak berdampak besar pada kehidupan di bumi.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Hindustain Times pada Jumat, 16 Juli 2021, badai matahari ini hanya berlangsung beberapa jam saja.
Baca Juga: Badai Matahari Kuat Hantam Bumi Hari Ini, Jaringan Satelit dan Komunikasi Diprediksi Terganggu
Badai matahari ini memiliki indeks-K geomagnetik dengan poin 4. Untuk informasi, indeks-K adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur gelombang magnetik dampak dari badai matahari.
Ketika mencapai bumi, gelombang magnetik ini membawa energi magnetosfer sehingga mempercepat elektron dan proton turun ke medan magnet bumi.
Jatuhnya elektron dan proton ke medan magnet bumi kemudian bertabrakan dengan atmosfer dan ionosfer.
Sementara itu, indeks-K dengan poin 4 ini menunjukkan bahwa dampak dari badai matahari kali ini hanya mengakibatkan sedikit gangguan magnetik di bumi.
Baca Juga: Lapan Ungkap Bumi Akan Disajikan Fenomena Gerhana Matahari Cincin Pada 10 Juni 2021
Adapun gelombang magnetik ini mengganggu sinal handphone, GPS penerbangan udara, komunikasi radio, dan satelit lepas kendali.
Menurut lapotan NOAA, aurora dapat terlihat akibat badai matahai kali ini di lintang tinggi seperti Kanada dan Alaska.
Akan tetapi, media lokal Amerika Serikat belum melaporkan terjadinya fenomena aurora ini.
Untuk catatan, badai matahari juga pernah terjadi pada 2017 lalu sehingga mengganggu sinyal radio.
Pada 2015, badai matahari cukup besar sehingga melumpuhkan sistem GPS di Timur Laut Amerika Serikat.
Pada bulan Maret 1989 lalu, badai matahari di Quebec, Kanada menyebabkan pemadaman listrik di seluruh wilayah selama 9 jam lamanya.***
