Baca Juga: Covid-19 Ternyata Berdampak pada Detak Jantung Manusia, Peneliti Ungkap Penyebabnya
Vaksin Pfizer adalah vaksin mRNA baru, sedangkan vaksin Sinovac adalah vaksin virus yang tidak aktif.
Tim menggunakan dua tes untuk mengevaluasi tingkat antibodi. Salah satunya dikenal sebagai ELISA, yang mendeteksi antibodi yang mengikat domain pengikatan reseptor dari protein lonjakan.
Sementara itu yang lainnya adalah tes sVNT, yang mengukur antibodi yang menetralisir virus yang dihasilkan dari vaksinasi.
Akhirnya, tim Hong Kong memeriksa subset dari 12 peserta dari setiap kohort , Pfizer dan Sinovac, menggunakan tes serologis PRNT yang mengukur titer antibodi penetralisir spesifik virus.
Baca Juga: Wujud Varian Delta Covid-19 Berhasil Terekam Citra Peneliti Australia, Mirip Buah Rambutan
Mereka yang diberikan vaksin Pfizer memiliki jumlah antibodi hampir 10 kali lipat (269) dibandingkan dengan mereka yang menerima Sinovac (27), perbedaan yang menurut penulis laporan, “dapat diterjemahkan menjadi perbedaan substansial dalam efektivitas vaksin.”
Data tersebut hanya awal, dan penulis mengatakan itu tidak termasuk informasi tentang potensi korelasi perlindungan lainnya, seperti sel T. Selain itu, tidak memperhitungkan varian.
Salah satu penulis laporan tersebut, ahli epidemiologi Prof. Ben Cowling, mengatakan bahwa penelitian ini seharusnya tidak menghalangi orang untuk diinokulasi dengan Sinovac.
“Jangan biarkan yang sempurna menjadi musuh yang baik,” katanya dalam sebuah wawancara dengan AFP.