"Penetrasi ideologis dan budaya di bawah papan warna-warni borjuasi bahkan lebih berbahaya daripada musuh yang mengambil senjata," katanya.
Seperti diketahui, saat ini Korea Utara sedang gencar-gencarnya untuk menghilangkan pengaruh budaya asing dari negaranya.
Baca Juga: Kim Jong Un: Pyongyang harus Siap 'Konfrontasi' dengan Washington
Bahkan, pada Desember 2020 lalu Kim Jong Un telah menyetujui pembentukan undang-undang baru yang khusus dirancang untuk menghilangkan dan mencegah budaya Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang masuk ke Korea Utara.
Hal tersebut mengancam para pemuda Korea Utara yang saat ini banyak menggunakan bahasa gaul Korea Selatan dalam percakapan sehari-hari.
Contohnya penggunaan kata "oppa" yang saat ini marak digunakan wanita di dunia, termasuk di Korea Utara.
Baca Juga: Berat Badan Kim Jong Un Terlihat Lebih Kurus, Intelijen Khawatirkan Suksesi Korea Utara
Kata oppa sendiri sebenarnya merupakan nama panggilan bagi kakak laki-laki dalam bahasa Korea.
Namun, di Korea Selatan seiring berjalannya waktu kata oppa tersebut kemudian digunakan para perempuan sebagai nama panggilan untuk kekasihnya.
Siapa pun yang kedapatan menggunakan bahasa asing dan memiliki materi budaya negara lain maka dapat menghabiskan hidupnya hingga 15 tahun di penjara.