Presiden Afganistan, Ashraf Ghani Pergi dari Kabul: Mencegah Pertumpahan Darah

- 19 Agustus 2021, 11:17 WIB
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani mebantah kabur dari Kabul dan mengungkapkan alasan untuk cegah pertumpahan darah.
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani mebantah kabur dari Kabul dan mengungkapkan alasan untuk cegah pertumpahan darah. /Reuters

 

PR BEKASI - Presiden Afganistan, Ashraf Ghani membantah setelah dikatakan kabur dari Afganistan membawa sejumlah uang yang cukup besar.

Hal ini Ashraf Ghani sampaikan melalui pengasingan Uni Emirat Arab (UEA).

Pada Rabu, 18 Agustus 2021 kemarin Ashraf Ghani mengatakan bahwa ia pergi meninggalkan Kabul dengan tujuan untuk mencegah pertumpahan darah.

Protes anti-Taliban di kota timur Jalalabad atas penghapusan bendera Afghanistan kini telah menyebar di tempat lainnya di Afghanistan.

Baca Juga: Berhasil Kembali Kuasai Afghanistan, Berikut 4 Pimpinan Taliban Paling Berpengaruh

Di Jalalabad, setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan belasan lainnya terluka setelah tembakan dilepaskan ke arah pengunjuk rasa.

Sementara itu, pesawat yang membawa ratusan pengungsi dari Kabul telah tiba di Inggris dan Jerman ketika negara-negara Barat meningkatkan upaya relokasi.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Kamis, 19 Agustus 2021, pengawas media minta Taliban untuk hentikan serangan terhadap jurnalis.

Committee to Protect Journalists (CPJ) atau Komite Perlindungan Wartawan menyerukan kepada Taliban untuk berhenti menyerang wartawan.

Baca Juga: Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban, Donald Trump: Joe Biden Telah Lakukan Hal Gila dan Memalukan Bagi AS

Selain itu CPJ juga meminta agar tidak menggeledah rumah mereka setelah diberitahu tentang setidaknya empat insiden sejak kelompok itu mengambil alih kekuasaan.

CPJ mengatakan media harus diizinkan untuk beroperasi secara bebas dan tanpa rasa takut akan kekerasan atau pembalasan.

CPJ telah menerima laporan setidaknya empat wartawan yang rumahnya digeledah sejak pengambilalihan Taliban dan dua wartawan di Jalalabad telah dipukuli oleh Taliban.

IMF memblokir akses Afghanistan ke cadangan sumber daya dengan alasan 'kurangnya kejelasan'.

Baca Juga: Presiden Afghanistan Kabur Bawa Banyak Uang di Helikopter, Aktivis Kemanusiaan: Segala Topeng akan Terkuak

International Monetary Fund atau IMF telah menangguhkan akses Afghanistan ke sumber daya IMF, termasuk sekitar $440 juta atau senilai Rp6.3 Triliun (konversi saat ini, 1 dolar AS=Rp14.400) dalam cadangan moneter baru.

Kendali saham IMF dipegang oleh Departemen Keuangan AS. Alasan menangguhkan, karena IMF ingin memastikan bahwa bagian Afghanistan dari alokasi cadangan Hak Penarikan Khusus yang dijadwalkan pada Senin tidak jatuh ke tangan Taliban.

“Saat ini ada ketidakjelasan dalam komunitas internasional mengenai pengakuan pemerintah di Afghanistan," kata juru bicara IMF dalam sebuah pernyataan melalui email.

"Sebagai konsekuensinya negara tersebut tidak dapat mengakses SDR atau sumber daya IMF lainnya," katanya, menambahkan.

Baca Juga: Taliban Kendalikan Kabul, Arab Saudi Siap Berdiri Bersama Rakyat Afghanistan

Inggris mengumumkan penggandaan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan

Inggris akan menggandakan bantuan kemanusiaannya ke Afghanistan tahun ini, sehingga menjadi 286 juta pound Inggris atau senilai Rp5.6 Triliun, Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengumumkan pada hari Rabu.

"Inggris akan menggandakan bantuan kemanusiaan dan pembangunannya ke Afghanistan menjadi 286 juta Euro tahun ini," tulis Raab di Twitter.

Kami meminta orang lain untuk mengikuti jejak kami untuk memastikan warga Afghanistan yang paling rentan menerima bantuan kemanusiaan yang mereka butuhkan," katanya, melanjutkan.

Namun Raab tidak menjelaskan bagaimana bantuan itu akan dikirimkan setelah Taliban mengambil alih negara itu.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x