Demi Keselamatan Diri, Kapten Timnas Perempuan Afghanistan Minta Pemain Bakar Perlengkapan Sepakbola

- 19 Agustus 2021, 12:42 WIB
Mantan kapten tim nasional sepakbola wanita Afghanistan mendesak para pemain untuk menghapus media sosial, menghapus identitas publik dan membakar perlengkapan sepakbola mereka.
Mantan kapten tim nasional sepakbola wanita Afghanistan mendesak para pemain untuk menghapus media sosial, menghapus identitas publik dan membakar perlengkapan sepakbola mereka. /REUTERS

PR BEKASI – Mantan kapten tim nasional sepakbola perempuan Afghanistan, Khalida Popal mendesak para pemain untuk menghapus media sosial, menghapus identitas publik dan membakar perlengkapan sepakbola mereka.

Menurutnya, hal tersebut dilakukan demi keselamatan para atlet sepakbola perempuan Afghanistan setelah negara itu kembali berada di bawah kekuasaan Taliban.

Khalida Popal yang saat ini tinggal di Kopenhagen, Denmark tersebut mengatakan pada Rabu, 18 Agustus 2021 bahwa Taliban telah membunuh, memperkosa, dan merajam perempuan di masa lalu

Hal tersebut membuat para atlet sepakbola perempuan takut dengan apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Baca Juga: Akan Pakai Hukum Syariah di Afghanistan, Taliban: Kami Tidak Akan Menggunakan Sistem Demokrasi Sama Sekali

Salah satu pendiri liga sepak bola perempuan Afghanistan tersebut mengatakan dia selalu menggunakan suaranya untuk mendorong perempuan muda untuk berdiri kuat, menjadi berani, untuk terlihat tapi sekarang dia memiliki pesan yang berbeda.

“Saya saat ini berdiri dan melakukan segala kemungkinan untuk mencapai dan mendapatkan identitas itu sebagai pemain tim nasional perempuan,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Channel News Asia, Kamis, 19 Agustus 2021.

Selama periode pertama pemerintahan mereka pada 1996-2001m Taliban telah melarang para perempuan bekerja dan pergi ke sekolah.

Baca Juga: Dewan Ulama Taliban Akan Putuskan Hak Bekerja, Berpendidikan, dan Berpakaian Perempuan Afghanistan

Para perempuan juga diwajibkan untuk memakai burqa dan ditemani oleh kerabat laki-laki untuk pergi keluar.

Mereka yang melanggar aturan terkadang mengalami penghinaan dan pemukulan di depan umum oleh polisi agama Taliban.

Sebelumnya, Taliban mengatakan mereka akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.

Namun, Popal mengaku skeptis dengan pernyataan dari Taliban tersebut dan mengkhawatirkan Afghanistan Kembali ke periode kegelapan seperti dahulu.

Baca Juga: Berhasil Kembali Kuasai Afghanistan, Berikut 4 Pimpinan Taliban Paling Berpengaruh

Menurutnya, sepak bola telah memungkinkan perempuan untuk mengambil sikap yang kuat untuk hak-hak mereka, dan untuk menentang mereka yang ingin mereka dibungkam.

" Mereka khawatir dan takut, tidak hanya para pemain, tetapi juga para aktivis, mereka tidak punya siapa-siapa untuk pergi, mencari perlindungan, meminta bantuan jika mereka dalam bahaya, Mereka takut sewaktu-waktu pintu rumah mereka akan diketuk" katanya.

"Apa yang kita lihat adalah sebuah negara runtuh. Semua kebanggaan, kebahagiaan berada di sana untuk memberdayakan perempuan dan laki-laki di negara ini seperti disia-siakan," katanya.

Baca Juga: Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban, Donald Trump: Joe Biden Telah Lakukan Hal Gila dan Memalukan Bagi AS

Seorang juru bicara FIFA mengatakan pihaknya berbagi keprihatinan dan simpati dengan semua yang terkena dampak situasi yang berkembang di Afghanistan saat ini..

"Kami berhubungan dengan Federasi Sepak Bola Afghanistan, dan pemangku kepentingan lainnya, dan akan terus memantau situasi lokal dan menawarkan dukungan kami dalam beberapa minggu dan bulan mendatang," katanya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x