Sementara untuk pos pemeriksaan luar berada dalam kendali Taliban, dan di dalam berada di bawah kendali pasukan AS, dan mereka terus-menerus berhubungan satu sama lain.
"Tentang kurangnya kepercayaan antara orang-orang di Kabul dan Taliban. Sangat disayangkan orang-orang bergegas ke bandara seperti saat ini," katanya.
"Karena kami telah mengumumkan amnesti umum untuk semua orang di pasukan keamanan dari tingkat senior hingga junior, ketakutan ini, histeria yang terjadi ini tidak berdasar," tambahnya.
Sementara tentang pengambilalihan Kabul, Abdul Qahar Balkhi mengatakan bahwa perkembangannya begitu cepat sehingga semua orang terkejut.
"Ketika kami memasuki Kabul, dan itu tidak direncanakan karena pada awalnya kami mengumumkan bahwa kami tidak ingin memasuki Kabul, dan kami ingin mencapai solusi politik sebelum memasuki Kabul dan membuat pemerintahan bersama dan inklusif. Tapi yang terjadi adalah aparat keamanan pergi, meninggalkan tempat mereka, dan kami terpaksa meminta pasukan kami untuk masuk dan mengambil alih keamanan," ujar Balkhi.
Pemerintahan dan hak-hak perempuan
Abdul Qahar Balkhi mengatakan bahwa inti dari pembicaraan intra-Afghanistan adalah bahwa kami mencapai kesepakatan tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh hak-hak itu.
Baca Juga: Kuasai Afghanistan, Taliban Berjanji Tak Akan Wajibkan Burqa bagi Perempuan
"Hukum Islam diketahui semua orang dan tidak ada ambiguitas tentang hak-hak perempuan, hak-hak laki-laki, tidak hanya perempuan tetapi juga hak-hak laki-laki dan anak-anak. Dan saat ini kita berada dalam situasi yang mudah-mudahan dalam konsultasi akan ada klarifikasi tentang apa hak-hak itu," ujarnya.
Editor: Puji Fauziah