Ilmuwan Ungkap Teori Konspirasi Baru Runtuhnya WTC, Diduga Akibat Campuran Air dan Alumunium Cair

- 7 September 2021, 19:29 WIB
Ilmuwan SINTEF percaya campuran air dari sistem sprinkler dan aluminium cair dari lambung pesawat yang meleleh menciptakan ledakan yang menyebabkan runtuhnya WTC pada serangan 9-11.
Ilmuwan SINTEF percaya campuran air dari sistem sprinkler dan aluminium cair dari lambung pesawat yang meleleh menciptakan ledakan yang menyebabkan runtuhnya WTC pada serangan 9-11. /REUTERS

PR BEKASI – Menjelang peringatan 20 tahun serangan teror 9-11 pada Sabtu, 11 September 2021 mendatang, berbagai teori konspirasi kembali bermunculan terkait penyebab runtuhnya menara kembar WTC.

Salah satu teori konspirasi mengungkapkan bahwa campuran air dari sistem sprinkler dan aluminium cair dari lambung pesawat yang meleleh menciptakan ledakan yang menyebabkan runtuhnya WTC di New York.

Teori tersebut dikemukakan oleh ilmuwan material asal perusahaan penelitian independen SINTEF pada 2011 lalu

Baca Juga: Pandangan Warga AS ke Arab Saudi Berbeda Pasca Serangan WTC 9-11, Layaknya Penjelmaan Iblis

Tepat sebelum dua gedung pencakar langit itu runtuh pada 11 September 2001, ledakan kuat di dalam gedung dapat terdengar, membuat banyak orang percaya bahwa balok baja yang terlalu panas di gedung itu bukanlah penyebab keruntuhan.

Ledakan itu telah teori memunculkan teori konspirasi bahwa seseorang telah menempatkan bahan peledak di dalam menara WTC.

ilmuwan senior Christian Simensen dari SINTEF Materials and Chemistry telah membuat teori alternatif berdasarkan fisika material tentang apa yang terjadi di menara ketika mereka diserang oleh pesawat.

Baca Juga: Studi Sebut Responden Serangan WTC 9-11 Rentan Terkena Penyakit Hati

Peneliti SINTEF tersebut percaya bahwa teorinya lebih mungkin mencerminkan situasi sebenarnya daripada penjelasan resmi tentang keruntuhan WTC pada serangan 9-11.

Dirinya percaya bahwa kemungkinan besar kedua pesawat itu terperangkap di dalam lapisan isolasi puing-puing bangunan di dalam gedung pencakar langit.

Hal ini menyebabkan dia untuk percaya bahwa itu adalah lambung pesawat daripada bangunan itu sendiri yang menyerap sebagian besar panas dari bahan bakar pesawat yang terbakar.

Baca Juga: AS Kecolongan, Osama Bin Laden Nyaris Tertangkap Dua Tahun Sebelum Tragedi WTC 9-11

Christian Simensen percaya bahwa panas melelehkan aluminium lambung pesawat, dan inti dari teorinya adalah aluminium cair kemudian menemukan jalannya ke bawah di dalam gedung melalui tangga dan celah di lantai.

Hal tersebut membuktikan bahwa aluminium yang mengalir mengalami reaksi kimia, reaksi dengan air dari alat penyiram di lantai bawah.

"Baik eksperimen ilmiah maupun 250 laporan bencana yang diderita oleh industri aluminium menunjukkan kombinasi aluminium cair dan air menciptakan ledakan besar," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Science Daily, Selasa, 7 September 2021.

Dirinya percaya bahwa ledakan tersebut sangat mungkin untuk membuat WTC runtuh dengan merobek bagian dari struktur internal, dan ini menyebabkan lantai paling atas bangunan jatuh dan menghancurkan bagian bawah.

Baca Juga: Buku Sejarah Muat Teori Konspirasi WTC 9-11 dan CIA, Penerbit Prancis Minta Maaf

“Dengan kata lain, saya percaya bahwa ini adalah ledakan yang didengar oleh orang-orang di sekitarnya dan sejak itu menghidupkan teori konspirasi bahwa bahan peledak telah ditempatkan di gedung pencakar langit," Christian Simensen.

Diketahui, pada serangan 9-11 terdapat tiga gedung pencakar langit yang runtuh di New York yaitu menara kembar WTC dan gedung WTC 7 yang berada di sebelahnya.

Menara kembar WTC runtuh setelah ditabrak dua pesawat penumpang Boeing 767 yang dikendalikan pembajak.

Baca Juga: Ahli Sebut WTC Tidak Runtuh karena Kebakaran dalam Tragedi 9-11, tapi Sengaja Dihancurkan

Sedangkan WTC 7 beberapa jam kemudian setelah terbakar yang diduga diakibatkan dari puing-puing api reruntuhan menara kembar WTC.

Laporan resmi tentang penyebab runtuhnya tiga bangunan disusun oleh komisi yang ditunjuk oleh pemerintah federal dan sejak itu didukung oleh publikasi lain.

Laporan itu sampai pada kesimpulan bahwa keruntuhan itu disebabkan oleh pemanasan dan kegagalan balok baja struktural di tengah bangunan.

"Saya percaya bahwa sangat mungkin bahwa teori tentang penyebab runtuhnya menara kembar WTC salah, tetapi laporan itu sangat mungkin sampai pada kesimpulan yang benar mengenai WTC 7," kata Christian Simensen.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Science Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah