"Ini adalah kabinet sementara. Tidak seorang pun dalam pemerintahan ini, baik presiden maupun siapa pun di tim keamanan nasional, akan menyarankan bahwa Taliban dihormati dan dihargai sebagai anggota komunitas global," kata Jen Psaki.
Baca Juga: Tak Ada Perempuan, Taliban Beberkan Struktur Pemerintahan Afghanistan yang Baru
Jika AS ingin memulai perjanjian kerja sama internasional dengan Taliban, negara tersebut harus mulai bekerja dengan anggota kabinet pelaksana yang pernah menjadi tahanan penjara militer AS di Teluk Guantanamo.
Kebetulan, mantan Menteri Dalam Negeri Afghanistan Sirajuddin Haqqani, masih dicari oleh AS atas tuduhan terorisme dan membawa hadiah 10 juta dolar atau senilai Rp142.6 miliar.
Menurut juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, China akan menjadi salah satu sekutu internasional pertama mereka.
"China adalah mitra utama kami dan bagi kami merupakan peluang fundamental dan luar biasa karena siap untuk berinvestasi dan merekonstruksi negara kami," katanya.
Meskipun China belum menyetujui kemitraan resmi apapun, China telah menjadi salah satu dari sedikit negara yang tidak mengevakuasi stafnya dari kedutaan Kabulnya setelah pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.***