“Biarkan masyarakat sipil, organisasi masyarakat lokal, mengelola proyek [yang sedang berlangsung]. Biarkan mereka menerapkannya. Kami tidak meminta apa-apa. Asal jangan dihalangi,” kata Al Dardari.
Awal pekan ini, badan-badan bantuan internasional memperingatkan krisis kemanusiaan yang akan datang di Afghanistan.
Badan amal medis Doctors Without Borders mengatakan sistem perawatan kesehatan negara yang rentan menghadapi potensi keruntuhan.
PBB telah memperingatkan bahwa 18 juta orang di Afghanistan menghadapi bencana kemanusiaan dan krisis akan banyak dan bercabang banyak.
“Akan ada banyak krisis: perpindahan internal, migrasi, orang-orang yang melarikan diri dari negara itu, orang-orang yang bergabung dengan bisnis gelap,” kata Al Dardari.
“Saya pikir perdagangan opium akan berkembang, lebih dari sekarang hanya karena tidak ada pekerjaan lain. Kekerasan dalam rumah tangga juga akan meningkat. Tugas kita adalah turun tangan sekarang,” katanya
Baca Juga: China dan Taliban Makin Mesra, Beijing Siap Beri Dana Rp441 Miliar untuk Afghanistan
PBB meminta dana tambahan hampir 200 juta dolar atau senilai Rp2.9 triliun untuk bantuan kemanusiaan di Afghanistan setelah perebutan kekuasaan Taliban mengakibatkan eksodus pekerja bantuan dan pemotongan dana berikutnya.
Menurut laporan itu, kombinasi faktor-faktor dapat menyebabkan tingkat kemiskinan dasar Afghanistan, sekarang di 72 persen, membengkak.