Massa Penentang Kudeta Kembali Turun ke Jalan, Sehari Setelah Militer Sudan Tewaskan Tujuh Pendemo

- 26 Oktober 2021, 21:32 WIB
Massa penentang kudeta kembali turun ke jalan, sehari setelah militer menewaskan tujuh pendemo di Sudan.
Massa penentang kudeta kembali turun ke jalan, sehari setelah militer menewaskan tujuh pendemo di Sudan. /Mirror/Reuters

 

PR BEKASI – Dua hari setelah kudeta militer di Sudan, massa yang menentang kembali turun ke jalan di ibukota Khartoum, Selasa 26 oktober 2021.

Puluhan ribu orang turun ke jalan kemarin, menentang tindakan militer yang melakukan kudeta dan menyatakan Sudan dalam keadaan darurat.

Militer Sudan menindak keras para pendemo yang menentang kudeta, mengakibatkan tujuh orang meninggal.

Dalam pidato televisi, pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan menyampaikan sejumlah rencana yang akan dilakukan.

Baca Juga: Militer Sudan Lakukan Kudeta, Semua Pejabat Pemerintah Ditangkap

Abdel Fattah al-Burhan akan membentuk akan lembaga peradilan dan badan legislatif, akhir minggu ini.

Badan legislatif akan diisi orang-orang muda yang tidak memiliki afiliasi terhadap partai politik.

Abdel Fattah al-Burhan juga menjanjikan segera memulihkan jaringan internet telepon genggam dalam hitungan jam.

Menurutnya, militer akan menyerahkan kekuasaan setelah transisi ke pemerintahan sipil selesai dilakukan.

Abdel Fattah al-Burhan mengingatkan, pertikaian dan hasutan melawan militer akan membawa Sudan ke dalam perang saudara.

Baca Juga: Sudan Kecewa usai Jalin Hubungan dengan Israel, Ternyata Ini Alasannya

“Militer akan kembali ke barak,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera pada Selasa, 26 Oktober 2021.

Kudeta militer di Sudan mendapatkan kecaman dunia internasional, yang mendesak pembebasan mereka yang ditangkap.

Militer menangkap Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan para pejabat senior pemerintahan Sudan menyusul kudeta tersebut.

Jenderal Abdel Fattah al-Burhan menyebutkan Hamdok dalam keadaan aman bersama keluarga di rumah.

“Kami mengkhawatirkan keselamatannya,” kata Abdel Fattah al-Burhan menyampaikan alasan menahan Hamdok.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah