Tak Boleh Sekolah oleh Taliban, Ratusan Perempuan Afghanistan Daftar Program Belajar Online

- 29 Oktober 2021, 13:43 WIB
Ilustrasi. Ratusan perempuan Afghanistan mendaftar program belajar online yang diluncurkan oleh universitas di AS setelah Taliban melarang mereka pergi ke sekolah.
Ilustrasi. Ratusan perempuan Afghanistan mendaftar program belajar online yang diluncurkan oleh universitas di AS setelah Taliban melarang mereka pergi ke sekolah. /REUTERS/Ahmad Masood

 

PR BEKASI – Ratusan perempuan Afghanistan dalam beberapa minggu terakhir dilaporkan telah bergegas mendaftar program sekolah jarak jauh yang diluncurkan oleh universitas online nirlaba yang berbasis di California, Amerika Serikat. (AS)

Program tersebut rencananya akan memulai tahap pembelajaran pada Senin, 1 November 2021 mendatang yang dikhususkan untuk perempuan Afghanistan yang dilarang pergi ke sekolah oleh Taliban sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Di tengah penarikan militer AS yang kacau pada Agustus lalu, Shai Reshef, pendiri dan presiden Universitas of the People mulai memikirkan masalah yang dihadapi perempuan Afghanistan.

Program belajar online tersebut dibuat oleh mereka sebagai bentuk kekhawatiran terhadap perempuan Afghanistan pada saat ini.

Baca Juga: Taliban Berkuasa, 90 Persen Jurnalis di Afghanistan Alami Kekerasan

“Kami khawatir mereka tidak akan diizinkan untuk belajar di sekolah selamanya oleh Taliban,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Time, Jumat, 29 Oktober 2021.

Program tersebut mendapatkan sambutan positif dari para perempuan Afghanistan yang ini melanjutkan pendidikan.

Salah satu pelajar perempuan Afghanistan, Nasrin mengatakan bahwa program tersebut telah menyelamatkannya dari keputusasaan yang mengerikan.

Terlepas dari biaya Internet yang tinggi, dan konektivitas yang tidak merata, dia mengatakan bertekad untuk belajar sebagian sebagai kunci stabilitas emosional.

Baca Juga: Usai Taliban Berkuasa, Perampokan Semakin Merajalela di Afghanistan

“Jika Taliban melihat perempuan keluar tanpa jilbab, mereka mereka akan memukul perempuan itu dengan tongkat,” katanya.

“Namun kali ini saya bersyukur dapat mendaftar kelas online yang akan segera berlangsung. Saya ingin tetap meraih masa depan,” tambahnya.

Sementara itu, beberapa perempuan Afghanistan lainnya harus merahasiakan sekolah mereka karena takut bahwa Taliban akan mencoba untuk menutup program belajar online untuk perempuan.

Ada juga sedikit rintangan politik yang harus diatasi seperti seringnya pemadaman listrik, dan koneksi internet yang mahal dan lambat.

Baca Juga: Taliban Buka Lowongan Kerja, Tapi Akan Dibayar dengan Gandum Bukan Uang Tunai

“Pasti itu akan sulit bagi saya untuk sekolah online. Koneksi internet di Afganistan sangat tidak stabil dan biayanya juga mahal,” kata Farah, yang melarikan diri dari kelas manajemen keuangannya ketika Taliban merebut Afghanistan Agustus lalu.

Dia sekarang berencana untuk mendapatkan gelar sarjana bisnis dari Universitas of the People.

Dengan suaminya yang tidak bekerja, dia mengatakan pasangan itu akan berjuang untuk membayar kenaikan biaya Internet.

Farah mengatakan bahwa dirinya berniat untuk belajar di malam hari, setelah menidurkan putrinya.

Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Taliban Bisa Dihapus dari Daftar Organisasi Teroris

"Saya harus meraih mimpi saya. Saya sedang merencanakan masa depan saya. Saya ingin mencapai itu,” katanya.

Diketahui, Taliban sendiri telah menjanjikan akan mengizinkan kembali para perempuan belajar di sekolah kembali.

Namun, sampai artikel ini dibuat, belum ada tanda-tanda bahwa Taliban akan merealisasikan janjinya tersebut.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: TIME


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x