Penerbangan Israel Mendarat di Arab Saudi untuk Pertama Kalinya, Normalisasi Hubungan di Depan Mata

- 31 Oktober 2021, 15:21 WIB
Jet pribadi asal Israel mendarat di Riyadh menandai pertama kalinya penerbangan publik dari Israel yang mendarat di Arab Saudi. /Tourist Israel
Jet pribadi asal Israel mendarat di Riyadh menandai pertama kalinya penerbangan publik dari Israel yang mendarat di Arab Saudi. /Tourist Israel /

PR BEKASI – Sebuah jet pribadi asal Israel dilaporkan telah mendarat di ibu kota Arab Saudi, Riyadh pada Selasa, 26 Oktober 2021.

Pendaratan jet pribadi Israel tersebut diketahui menandai pertama kalinya penerbangan publik dari Israel yang mendarat di Arab Saudi.

Tak hanya itu, sehari sebelumnya juga dilaporkan sebuah pesawat Emirates 737 Royal Jet mendarat di Bandara Ben-Gurion, Tel Aviv pada Senin, 25 Oktober 2021 lalu.

Baca Juga: Ingin Bersihkan Etnis Arab, Israel Kembali Gusur Kuburan Muslim Palestina

Penerbangan tersebut juga tercatat sebagai penerbangan asal Arab Saudi pertama yang mendarat di Israel.

Diketahui, selama ini tidak ada penerbangan komersial antara Arab Saudi dan Israel karena kedua negara tidak memiliki hubungan resmi.

Penerbangan tersebut dianggap sebagai kemajuan besar dalam hubungan Arab Saudi-Israel karena kedua negara akhirnya membuka wilayah udara mereka satu sama lain tahun lalu.

Baca Juga: Unggahan Palestina Dibatasi Selama Serangan Israel, Karyawan Tuduh Facebook Tak Adil

“Bukan tidak mungkin normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel sudah berada di depan mata setelah peristiwa ini,” kata seorang pengamat Israel, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jerusalem Post, Minggu, 31 Oktober 2021.

Peristiwa ini dianggap sebagai tindakan terbaru dalam peningkatan hubungan regional Israel dengan negara Arab.

Seperti diketahui, tahun lalu Israel berhasil menandatangani perjanjian normalisasi hubungan bersejarah dengan empat negara Arab yang disebut dengan Kesepakatan Abraham

Baca Juga: Petarung UFC Asal Afghanistan Kalahkan Lawannya Dari Israel yang Sebut Dia Teroris

Empat negara Arab tersebut terdiri dari Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, maroko, dan Sudan.

Tak hanya itu, jauh sebelum ditandatanganinya Kesepakatan Abraham, Israel telah melakukan normalisasi hubungan dengan dua negara Arab yang terdiri dari Mesir dan Yordania puluhan tahun lalu.

Dikelilingi oleh negara-negara yang pernah bentrok dengan Israel di masa lalu, penerbangan gratis bukanlah sesuatu yang diterima begitu saja di Israel.

Baca Juga: Aktivis Israel Kecam Rezim Zionis yang Labeli Kelompok HAM Palestina Sebagai Teroris

Sepanjang 2020 normalisasi hubungan dengan UEA, Bahrain, Maroko, dan Sudan adalah pembukaan wilayah udara untuk penerbangan Israel, bersama dengan pengumuman penerbangan langsung ke Dubai, Maroko, dan Bahrain.

Sebelum pembukaan wilayah udara Arab Saudi, pesawat milik maskapai pemerintah Israel, El Al harus mengikuti rute yang panjang dan berliku untuk penerbangan ke Mumbai, India.

Diketahui, penerbangan dari Israel ke India harus menghindari wilayah udara Arab Saudi dan membuat durasi penerbangan bertambah kira-kira dua jam.

Baca Juga: Israel Persiapkan Rencana Perang dengan Iran, Targetkan Fasilitas Nuklir

Hal tersebut menempatkan maskapai Israel pada kerugian besar dan kalah dari maskapai pesaingnya yang diperbolehkan terbang langsung.

Contoh serupa membuat penerbangan ke beberapa lokasi di luar Bandara Ben-Gurion sulit dinavigasi dan berpotensi berbahaya.

Wilayah udara selalu menjadi titik pertikaian antara Israel dan musuh-musuhnya baik itu negara Arab maupun negara mayoritas Muslim.

Negara-negara yang melarang penerbangan langsung dari maupun menuju Israel adalah Afghanistan, Aljazair, Bangladesh, Brunei, Iran, Irak, Kuwait, Lebanon, Libya, Malaysia, Oman, Pakistan, Qatar, Arab Saudi, Somalia, Suriah, Tunisia, dan Yaman.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Jerusalem Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x