PR BEKASI - Taliban telah mengumumkan bahwa kini pihaknya melarang total penggunaan mata uang asing di Afghanistan.
Kelompok Taliban itu menilai bahwa langkah itu akan menyebabkan gangguan terhadap ekonomi yang mendorong ke ambang kehancuran.
Pengumuman mengejutkan tersebut dilakukan Taliban pada Selasa, 2 November 2021 kemarin, beberapa jam setelah serangan senjata dan bom di rumah sakit militer terbesar Afghanistan.
Baca Juga: Ingin Kabur dari Taliban, Yahudi Afghanistan Terakhir Minta 10 Juta Dolar untuk Pindah ke Israel
Pengumumkan yang dilakukan Taliban tersebut ditunjukkan kepada pemilik toko, pedagang, pengusaha, dan masyarakat umum.
"Imarah Islam menginstruksikan semuanya untuk melakukan transaksi di Afghanistan dan secara ketat menahan diri dari menggunakan mata uang asing," kata Taliban dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke media sosial oleh Juru Bicara Zabihullah Mujahid.
"Siapa pun yang melanggar perintah ini akan menghadapi tindakan hukum," kata pernyataan tersebut melanjutkan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Rabu, 3 November 2021.
Baca Juga: Sebanyak 65 Teroris ISIS di Afghanistan Menyerah kepada Taliban
Pemerintah Taliban mendesak pembebasan miliaran dolar cadangan bank sentral saat negara yang dilanda kekeringan itu menghadapi krisis uang tunai, kelaparan massal, dan krisis migrasi baru.