PR BEKASI – Seorang pemimpin sebuah gereja yang berbasis di Filipina didakwa oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) telah melakukan perdagangan gadis di bawah umur dan memaksa mereka berhubungan seksual sebagai “hukuman abadi”.
Diketahui, Apollo Carreon Quiboloy menggunakan uang tunai dari badan amal palsu yang berbasis di California untuk merekrut korban yang dibawa dari Filipina ke AS.
Dirinya didakwa pada Kamis, 18 November 2021 bersama para pejabat gereja lainnya yang berbasis di Los Angeles.
Menurut pernyataan Departemen Kehakiman AS, kepala Gereja Kerajaan Yesus Kristus tersebut pada awalnya menipu para korban yang merupakan gadis berusia 12 hingga 25 tahun untuk bekerja sebagai pastoral di gereja pimpinannya.
Baca Juga: Surat Kabar AS Mengaku Dipaksa Setia pada Israel: Kami Dilarang Memboikot Mereka
Namun, kenyataannya mereka malah dipekerjakan seperti asisten rumah tangga dan kemudian dipaksa untuk berhubungan seksual.
“Mereka melaya Quiboloy dan diminta untuk berhubungan seksual dengannya dalam apa yang oleh para pastoral disebut 'tugas malam',” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Kamis, 25 November 2021.
“Terdakwa Quiboloy dan yang lainnya memaksa pastoral untuk melakukan 'tugas malam', yaitu berhubungan seksual dengan terdakwa Quiboloy di bawah ancaman pelecehan fisik dan verbal dan hukuman abadi,” tambah mereka.
Dakwaan tersebut menuduh skema perdagangan gadis telah berlangsung setidaknya selama 16 tahun hingga 2018.
Para korban yang mematuhi Quiboloy sebagai imbalan akan diberi makanan enak, kamar hotel mewah, perjalanan ke tempat-tempat wisata, dan pembayaran tunai tahunan yang didasarkan pada kinerja.
Menurut dakwaan, mereka dibayar dengan uang yang diminta oleh para pekerja gereja pimpinan Quiboloy di AS.
Dakwaan tersebut merupakan pengembangan dari dakwaan sebelumnya dengan total sembilan terdakwa.
Quiboloy, yang mempunyai rumah mewah di Hawaii, Las Vegas, dan pinggiran kota Los Angeles, saat ini diperkirakan berada di Davao City, Filipina, bersama dengan dua orang lainnya yang disebutkan dalam dakwaan.
Quiboloy mengklaim bahwa gereja pimpinannya mempunyai 6 juta anggota di 200 negara sejak didirikan pada 1985.
Dirinya diketahui merupakan sekutu dekat dari Presiden Filipina, Rodrigo Duterte dan disebut-sebut sebagai teman dekat dan penasihat spiritual pemimpin Filipina itu.
Juru bicara kepresidenan Filipina, Karlo Nograles menolak mengomentari hubungan pribadi Rodrigo Duterte dengan Quiboloy.
Nograles mengatakan dia tidak mengetahui apakah AS telah mengajukan permintaan ekstradisi untuk Quiboloy, tetapi Filipina akan bekerja sama jika ada yang melawan hukum di negara manapun.***